Dewan Pertimbangan Menjawab Polemik Demokrat Sumsel: Semua Masih Punya Kesempatan!

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat, Sarjan Tahir bersama Presiden RI ke-6 Soesilo Bambang Yudhoyono/foto:handout
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat, Sarjan Tahir bersama Presiden RI ke-6 Soesilo Bambang Yudhoyono/foto:handout

Polemik di tubuh partai Demokrat Sumsel terkait majunya tiga kader dalam Pilgub mendatang mendapat respon dari Ketua Dewan Pertimbangan Pusat, Sarjan Tahir. 


Menurutnya hal ini seharusnya dipandang secara positif, bahwa dengan banyaknya kader Demokrat maju dalam Pilgub Sumsel memberi nilai positif bagi partai berlambang mercy itu. 

"Justru inilah nilai positif bagi Demokrat, artinya memang partai ini seksi dengan banyaknya kader yang diminati untuk maju dalam kontestasi," kata Sarjan dihubungi RMOLSumsel, Jum'at (10/5).

Sehingga menurutnya tidak perlu ada narasi perpecahan di tubuh partai, karena nantinya semua masih punya kesempatan jika melihat mekanisme yang dimiliki oleh partai. 

"Nanti (kader yang maju) akan dinilai dan dibawa dalam rapat dewan pertimbangan bersama majelis tinggi partai sebelum direkomendasikan," jelasnya.

Politik yang dinamis menurut Sarjan, membuat kader Demokrat Sumsel cukup diminati oleh masyarakat untuk maju di Pilgub Sumsel. 

Oleh sebab itu hal ini harus dimaksimalkan oleh partai yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, agar bisa menang dalam kontestasi di daerah. 

Meskipun, Sarjan tak menampik jika saat ini Cik Ujang selaku Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel sudah mendapat surat tugas dari pusat. 

"Dia ditugaskan untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas. Begitu juga dengan Harnojoyo dan Holda nanti juga akan dilihat lagi sejauh mana elektabilitasnya surveinya juga seperti apa sebelum finalisasi," tambahnya. 

Sebelumnya, Ketua DPD Demokrat Sumsel, Cik Ujang mengklaim telah mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat untuk mendapingi Herman Deru di Pilgub Sumsel 2024.

Hal itu diungkapkan mantan Bupati Lahat, saat mengembalikan formulir di DPW Nasdem Sumsel beberapa waktu lalu. Dia mengatakan, 2 kader Demokrat yang sudah mendaftar bahkan mendeklarasikan maju di Pilgub Sumsel harus kandas. 

Keduanya yakni Harnojoyo yang sudah deklarasi lebih dulu dengan Mawardi Yahya dan Holda yang saat ini tengah berjuang menaikkan elektabilitas.

"Iya dari kader Demokrat memang ada 2 calon lain yang ingin maju Pilkada Sumsel, tapi saya sebagai Ketua DPD Demokrat Sumsel (juga maju di Pilgub Sumsel). Demokrat tentunya mengutamakan kader utama terlebih dahulu," ujar Cik Ujang usai mengembalikan formulir di DPW NasDem Sumsel, Selasa (7/5/2024).

Pengamat Politik Ade Indra Chaniago mengatakan klaim tersebut masih belum final karena hal itu harus dibuktikan dengan surat resmi dukungan dari DPP Demokrat.

"Saya juga tidak yakin karena surat resmi itu belum ada, bisa saja itu klaim sepihak, karena risikonya terlalu mahal kalau mereka berani mengklaim statement ketua umum," ujarnya.

Kendati demikian, Akademisi STISIPOL Chandradimuka itu menilai agak berat bagi kader Demokrat lainnya yang juga maju dalam kontestasi tersebut. Hal itu dikarenakan posisi Cik Ujang masih memegang Ketua DPD Demokrat Sumsel.

"Artinya skala prioritas tentunya pengurus partai, karena posisi beliau diuntungkan karena saat ini menjabat sebagai Ketua DPD Demokrat. Hal itu tentunya berdampak terhadap akses dan kemudahan untuk komunikasi dengan ketua umum partai," jelasnya.

Pemerhati politik dari Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes) Bagindo Togar mengungkapkan, agak sulit menafsirkan jika Cik Ujang belum mendapatkan restu dari DPP Demokrat. Mengingat posisi mantan Bupati Lahat itu masih menjabat Ketua DPD Demokrat.

"Memang secara resminya beluma ada surat itu, tapi itu sudah bisa dibaca karena memang Cik Ujang sebagai Ketua DPD Demokrat. Jadi aneh kalau dia ini tidak dapat restu dari DPP," katanya.

Kendati demikian, Bagindo tidak menampik jika surat resminya merupakan finalisasi dari keputusan DPP Demokrat nantinya. 

"Memang finalnya nanti surat resmi dari DPP, bisa saja hal itu terjadi last minute tergantung dinamika politik nanti berubah atau tidak," jelasnya.