Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mencanangkan sebanyak 157 desa di daerah itu sebagai desa siaga darurat dibidang kesehatan untuk membantu masyarakat sekitar saat terjadi krisis kesehatan di wilayah masing-masing.
- Sungai Bendung Diklaim Mampu Atasi 17 Titik Banjir
- Jembatan P6 Roboh Ditabrak Tongkang tak Kunjung Diperbaiki, Warga Lalan Protes ke Pemprov Sumsel
- Kasus Covid-19 di Muba Bertambah 3, Total Kasus jadi 3.357
Baca Juga
"Seperti untuk membantu ibu hamil yang mau melahirkan dan mengatasi wabah penyakit secara bergotong royong," kata Plt Kadinkes OKU, Dedi Wijaya, didampingi Sub Koordinator Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Afua Amuri, Jumat (13/1).
Dia mengemukakan, desa siaga aktif ini telah dibentuk secara bertahap sejak tahun 2006 dan kini telah menyentuh sebanyak 157 desa yang ada di Kabupaten OKU.
Setiap desa siaga darurat dibidang kesehatan ini rata-rata sudah memiliki Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan didukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai.
"Konsepnya setiap desa siaga sudah harus ada poskesdes dan ada bidan desa yang siaga membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan," jelasnya.
Setiap desa di Kabupaten OKU juga saat ini memiliki forum desa beranggotakan kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan masyarakat yang membantu permasalahan kesehatan yang ada di desa itu sendiri.
Selain memberikan pertolongan pertama bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, forum desa siaga ini juga bertugas mengkampanyekan gerakan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Seperti mengajak masyarakat untuk tidak membuang air besar di sembarang tempat, terutama di aliran sungai agar lingkungan sekitar tetap bersih dan sehat.
"Alhamdulillah rata-rata setiap desa di Kabupaten OKU saat ini masyarakatnya sudah memiliki jamban sendiri untuk membuang hajat," tegasnya.
Menurut dia, sejauh ini seluruh desa di Kabupaten OKU berkomitmen melaksanakan gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) untuk menjaga lingkungan sekitar supaya tetap bersih sehingga dapat terhindar dari penyebaran penyakit menular.
"Selain itu, dengan stop membuang air besar sembarangan juga tidak mencemari sumber air yang dapat dijadikan sebagai air baku air minum atau untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
- Gelar Beauty Class, Srikandi Ganjar Ajak Perempuan Tampil Cantik dan Percaya Diri
- Ekskutif Vs Legislatif OKU Memanas, Pj Sekda "Diusir" dari Ruang Paripurna
- Persoalan Objek Wisata Sungai Kasie, Pj Wako Lubuklinggau: Pengelolaan Harus Diawali dari Perizinan