Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan akan memundurkan jam belajar sekolah mulai dari tingkat PUD, TK hingga SMP lantaran kondisi kabut asap akibat karhutla saat ini kian parah.
- Sudah Sepekan, Karhutla di Aceh Belum Juga Padam
- Dana Besar Pencegahan Karhutla, DPRD Sumsel dan Kepala Dinas LHP Tahu Soal Ini?
- Kondisi Udara Palembang Kembali ke Level Berbahaya, Karhutla di OKI jadi Biang Keroknya
Baca Juga
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lubuklinggau Firdaus Abky mengatakan, jam masuk sekolah yang sebelumnya pukul 07.15WIB akan diubah menjadi pukul 08.00 WIB. Kemudian setiap mata pelajaran dipotong waktunya masing-masing menjadi 15 menit.
Hal ini dilakukan agar para murid tidak terkena dampak dari kabut asap yang kini sedang berlangsung di Lubuklinggau.
“Murid juga diwajibkan menggunakan masker selama di sekolah maupun di luar ruang kelas,”kata Firdaus, Kamis (19/10).
Surat Edaram (SE) terkait jam belajar sekolah yang diubah itu saat ini sedang diajukan kepada Penjabat (Pj) Walikota Lubuklinggau.Setelah itu, SE tersebut nantinya akan disebar ke setiap sekolah.
“Yang jelas surat itu mungkin tanggalnya hari ini (dibuat), tapi tetap kita edarkan besok (Jumat). Kemungkinan berlaku besok," ujarnya.
Tak ada batas waktu dalam SE tersebut.Jam belajar akan kembali normal bila kondisi asap di Lubuklinggau telah menghilang dan udara kembali membaik.
“Ini berlaku sampai ada pemberitahuan lebih lanjut melihat situasi dan kondisi,”ungkapnya.
Sementara itu Jamil, salah satu warga Kota Lubuklinggau mengaku mendukung langkah yang diambil Dinas Pendidikan dengan memundurkan jam masuk sekolah. Sebab kondisi kabut asap di Lubuklinggau sejak beberapa hari ini cukup pekat.
"Mudah-mudahan situasi ini cepat berlalu dan tidak sampai menganggu aktivitas masyarakat. Diturunkan hujan," harapnya.
- Mayat Pria Ditemukan Membusuk di Kebun Kopi Lubuklinggau, Diduga Meninggal Karena Sakit
- Begini Penjelasan Disdukcapil dan Pemkot Terkait Status Warga Lubuklinggau yang Berubah Kewarganegaraan Malaysia
- Pensiunan PNS di Lubuklinggau Tiba-tiba Jadi Warga Negara Malaysia, Kok Bisa?