Capaian Vaksinasi Dua Kabupaten di Sumsel Minim

Vaksinasi massal yang dilakukan di Eks Giant (Yuni Rahmawati/rmolsumsel.id)
Vaksinasi massal yang dilakukan di Eks Giant (Yuni Rahmawati/rmolsumsel.id)

Gubernur Sumsel, Herman Deru menyebutkan hingga saat ini capaian vaksinasi di Sumsel baru 36 persen. Hal ini diakibatkan ada dua kabupaten di Sumsel yang capaian vaksinasinya masih sangat minim.


Kedua kabupaten yakni Kabupaten OKU Selatan dan Kabupaten Empat Lawang.

“Kami rencananya akan ke OKU Selatan dan Empat Lawang, kami maklumi hal ini karena memang topografi daerah sana adalah pegunungan dan masyarakatnya tinggal di bukit-bukit, jadi harus jemput bola,” kata Deru dalam agenda Vaksinasi Serentak di Gedung Ex Giant Sukarno Hatta, Selasa (26/10).

Deru menargetkan di Bulan November mendatang capaian vaksinasi di Sumsel ini harus sudah tembus 50 persen dan diawal 2022 capaian vaksinasi dapat mencapai 70 persen. Meski demikian, dia berharap agar seluruh masyarakat di Sumsel untuk bekerjasama sehingga target ini dapat tercapai.

“Jadi seluruh pihak harus bekerjasama termasuk masyarakat Sumsel,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Lesty Nuraini mengatakan pihaknya telah membuat program keroyok vaksin. Dinkes juga telah mengerahkan 457 faskes dengan harapan droping vaksin 1,5 juta perbulan. Untuk droping vaksinasi baru ada 470 ribu yang sebelumnya 300 ribuan. 

"Ini juga sebenarnya tidak cukup karena harusnya droping itu 1,5 juta perbulan. Yang sudah kita terima saat ini ada 4,7 juta vaksin dan yang telah dipakai ada 3,9 juta,” ujarnya.

Menanggapi minimnya capaian vaksinasi di dua kabupaten tersebut, Lesty menambahkan memang untuk droping vaksinasi ke dua wilayah tersebut sedikit. Karena terjadi penumpukan data dengan selisih yang ada. Ditambah dengan kejar target vaksinasi. Menurutnya, pelaksanaan vaksinasi ini sebenarnya aktif, hanya karena sinyalnya yang susah. 

"Kita membaca persentase juga dari aplikasi. Mereka sulit memasukan data, kita juga sekarang selisih 34 ribu untuk Sumsel. Kita sibuk vaksinasi, data selisih tidak masuk-masuk akhirnya menumpuk. Kadang-kadang juga lupa. Karena memang ada orang khusus yang pegang aplikasi,” pungkasnya.