Rencana penerapan pajak sepeda masuk kajian Badan Pengelolaan Pajak Daerah (BPPD) Kota Palembang. Sebab dinilai fenomena sepeda berpotensi menjadi pendapatan daerah baru bagi kota pempek ini.
- Illegal Fishing Sebabkan Kelangkaan Ikan Belido di Sungai Musi
- Apple Akuisisi Startup AI Kanada
- Usung Tagline Pensiun Bahagia, Karyawan Sejahtera, bank bjb Beri Reward Peserta DPLK
Baca Juga
Kepala BPPD Kota Palembang Kgs Sulaiman Amin menerangkan, masih mencari aturan terkait pajak sepeda atau yang dulu disebut peneng.
"Kita cari dulu aturannya, dan akan kita bahas," terangnya, Kamis (16/7/2020).
Sulaiman mengatakan, penerapan pajak sepeda masih jadi bahasan. Karena sifatnya retribusi, maka dirinya akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Perhubungan.
"Kita lihat dulu, apakah fenomena ini bersifat permanen atau hanya musim-musiman, takutnya ini tidak lama," ungkapnya.
Jikapun ada aturannya, maka penerapan retribusi/pajak sepeda akam disesuaikan dengan kondisi daerah.
"Contohnya dulu becak saja ada retribusinya. Sepeda juga dulu ada, tapi harus dilihat dulu aturannya," ungkapnya.
Di dalam pengenaan retribusi/pajak sepeda tidak bisa dilakukan sembarangan. Akan ada klasifikasi-klasisifakasinya, sama seperti kendaraan bermotor.
"Kalo untuk pajak sepeda mungkin kita klasifikasi berdasarkan harga. Kalo sepedanya murah, pajaknya kecil, kalo sepedanya mahal maka pajaknya juga berbeda," tuturnya.
Melihat fenomena sekarang, pajak maupun retribusi sepeda cukup potensial. Bahkan, Pemkot Palembang bisa menyediakan parkir khusus sepeda, itu bisa jadi pendapatan baru daerah.
"Mudah-mudahan ini bertahan terus, jangan seperti batu akik," harapnya.
Sebenarnya cukup banyak potensi pajak yang bisa digali untuk menambah PAD Kota Palembang. Namun hal itu terhenti akibat Covid-19.
"Gara-gara Covid-19 ini kita tidak bisa bergerak. Mungkin setelah Covid-19 ini kita akan gali potensi-potensi pajak baru," tandasnya. [ida]
- Harga Referensi CPO Naik untuk Periode 16 hingga 31 Agustus
- Kadin Sumsel Minta Pj Gubernur Lobi Ulang Proyek Tol Prabumulih-Muara Enim
- Banyak Kilang Tak Lagi Produktif, Irak Impor Rp 30 Triliun Gas Alam Dari Iran