Meski ditekan Amerika Serikat (AS) untuk mengurangi ketergantungan energi pada Iran, jumlah impor gas alam Irak tetap besar sepanjang tahun 2022.
- Pemkot Palembang Usulkan Dua Pasar Direvitalisasi dan Satu Bangun Baru
- Cadangan Minyak Baru Ditemukan di Muara Enim, Produksinya Hampir 2.000 Barel per Hari
- China Gunakan Kontrak Utang Rahasia Untuk Menjebak Negara Peminjam, Jumlahnya Fantastis
Baca Juga
Menurut laporan Alsumaria News pada Sabtu (18/3), Irak mengimpor hampir 1,97 miliar dolar AS atau Rp 30 triliun gas alam dari Iran pada tahun lalu.
Jumlah itu mewakili 27 persen dari total impor bahan bakar Irak selama setahun.
Irak merupakan negara pengekspor minyak mentah terkemuka di dunia, tetapi masih mengimpor bahan bakar dalam jumlah besar seperti gas alam, bensin, dan minyak tanah dari negara lain, termasuk Iran.
Hal tersebut dikarenakan kilang yang dimiliki Irak sudah tua dan gagal mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk memproduksi gas alam sendiri.
Dengan ekspor minyak, Irak bisa memperoleh pemasukan hingga 115 miliar dolar AS atau Rp 1.768 triliun.
Tetapi total tagihan impornya juga tak kalah besar, mencapai 55,2 miliar dolar AS atau Rp 848 triliun selama setahun.
AS terus menekan Irak untuk mengurangi ketergantungannya pada impor energi dari Iran.
Namun Irak mengaku negaranya tidak akan mampu mengatasi meningkatnya permintaan listrik tanpa pasokan gas Iran yang merupakan kunci untuk menjalankan pembangkit listriknya.
Terlebih, Irak telah berutang miliaran dolar kepada Iran untuk impor energi yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
- Perpanjangan PPnBM DTP Tingkatkan Penjualan Mobil dan Produksi Industri Komponen
- Cukup Satu Jam, Badan Sehat Lingkungan Bersih
- Tatap Tahun 2022 dengan Optimisme, bank bjb Yakin Mampu Catatkan Kinerja Lebih Baik