Asuransi Pertanian di Sumsel Baru Sasar 2.890 Hektare Lahan

Ilustrasi. (Ist/Net)
Ilustrasi. (Ist/Net)

Realisasi program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) atau asuransi pertanian di Sumsel tahun ini baru menyasar 2.890 hektare lahan pertanian. Realisasi tersebut baru sekitar 8,25 persen dari target AUTP tahun ini seluas 35 ribu hektare.


Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Darwan mengatakan realisasi tersebut terbilang masih minim. Biasanya baru melonjak saat memasuki musim tanam Oktober-Maret.

“Biasanya setiap tahun seperti itu. Oktober-Maret baru bertambah signifikan,” kata Darwan saat dihubungi, Kamis (7/1).

Darwan memprediksi, tahun ini realisasi AUTP bakal melebihi dari target yang ditetapkan. Sebab, nantinya akan terintegrasi dengan program Food Estate yang telah dicanangkan beberapa waktu lalu. Untuk diketahui, luasan lahan Food Estate di Sumsel mencapai 278.483 hektare.

“Akan kita integrasikan dengan Food Estate. Makanya kami optimis bisa over target tahun ini,” terang dia.

Program tersebut memberikan banyak manfaat bagi petani. Petani tidak perlu khawatir ketika mengalami gagal panen atau padinya rusak. Sebab, nantinya akan ada ganti rugi  sebesar Rp6 juta per hektare. Namun, untuk lahan yang rusak minimal mencapai 70 persen.

“Premi yang dibayarkan cukup Rp36 ribu per hektare sawah tiap musim tanam,” sebutnya.

Kendala yang dihadapi sejauh ini, sambungnya, petani masih menganggap klaim asuransi bisa langsung cair ketika ada kerusakan lahan ataupun gagal panen. “Apalagi, sekarang sudah tidak manual lagi, tapi sudah menggunakan sistem aplikasi SIAP. Nah, inilah yang kedepan akan terus kita sosialisasikan kepada petani, terutama untuk yang klaim. Mulai dari persyaratannya dan lainnya,” pungkasnya.