Agung Firman Harus Bisa Meyakinkan Grassroot Untuk Saingi Herman Deru di 2024

Agung Firman Sampurna. (ist/rmolsumsel.id)
Agung Firman Sampurna. (ist/rmolsumsel.id)

Agung Firman Sampurna resmi melepas jabatan sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Jabatannya saat ini dipegang oleh Isma Yatun yang telah dilantik di Gedung Mahkamah Agung, Kamis (20/4).


Agung sendiri telah berkiprah di BPK sejak 2012.  Ia pertama kali menjabat sebagai Anggota III BPK, 2012-2013. Anggota V BPK di 2013-2014, Anggota I BPK di 2014-2019 dan Ketua BPK di 2019 – 2022.

Karirnya yang begitu cemerlang di lembaga negara tersebut membuat publik bertanya kelanjutan karir pria kelahiran Madiun, 9 November 1971 itu. Banyak yang menyebut jika Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) tersebut akan terjun ke dunia politik.

Ayahnya, Kahar Muzakir adalah tokoh politik senior Partai Golkar, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi XI dan juga Ketua Fraksi Golkar DPR RI. Kedua adik Agung yakni Wahyu Sanjaya dan Doni Akbar juga bercokol di lembaga legislatif tersebut.

Wahyu Sanjaya merupakan politisi Demkorat yang terpilih sebagai Anggota DPR RI yang maju dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumsel. Dia saat ini bercokol di Komisi II sekaligus Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI.

Sementara Doni Akbar merupakan politisi Partai Golkar yang menjadi Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Tengah. Dia saat ini duduk di Komisi VI. Istri Wahyu Sanjaya, Eva Susanti merupakan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Sumatera Selatan.

Sehingga, peluang Agung untuk melanjutkan karir ke dunia politik terbuka lebar. Bahkan, Agung dianggap sebagai sosok yang cocok untuk ditarungkan dengan Herman Deru setelah hilangnya trah Alex Noerdin.

Pengamat Politik Bagindo Togar menilai, terbukanya peluang Agung itu tentu menjadi salah satu peluang yang patut diperhitungkan secara pribadi olehnya. Meski Bagindo juga menilai Agung harus lebih dulu wait and see untuk ‘main’ di Sumsel.

“Kalau melihat sosok Agung dengan track recordnya, peluang untuk menjadi menteri juga terbuka. Itu sebabnya dia harus atur strategi dan berpikir lebih matang lagi,” kata Bagindo,

Kalaupun memang memilih untuk maju di Sumsel, maka Bagindo menilai Agung harus bisa menguasai akar rumput (grassroot), untuk mengimbangi komunikasi di tingkat elit yang saat ini telah dipegangnya.  Sehingga, apabila Agung benar terpilih, nama Sumsel kembali akan melejit di tingkat nasional.

“Nilai plusnya saat ini adalah pergaulan di tingkat elit, tinggal bagaimana bisa merangkul grass root untuk jadi tambahan amunisi,” jelas Bagindo.

Walaupun Agung sudah cukup popular, namun Bagindo menilainya bukan sebagai sosok petarung. Untuk itulah dalam waktu dua tahun tersisa ini, Agung harus memperkuat karakter dan kemampuannya untuk betul-betul bisa menjadi pilihan bagi warga Sumsel.  

“Tentunya jika terjun ke politik harus mempertimbangkan beberapa aspek, popularitas, elektabilitas dan aksebelitas. Sementara beliau ini kalau kita lihat memang bukan tipikal petarung,” pungkasnya.

Agung Malu-malu Ditanya Soal Pilgub Sumsel

Meski isu pencalonan dirinya sebagai Gubernur Sumsel di Pilkada 2024 terus berhembus kencang. Namun, Agung masih membantah jika dirinya akan terjun ke dunia politik seusai masa jabatannya sebagai Ketua BPK RI habis.

Hal itu diungkapkan Agung saat kegiatan Ngobrol Santai (Ngobras) bersama IKA FE Unsri di Kantor Perwakilan BPK RI Sumsel, Minggu, 13 Februari 2022 lalu.

“Saya pribadi sudah 10 tahun berkiprah di BPK, di mana 7 tahun jadi pimpinan lembaga negara dan 2,5 tahun menjabat ketua. Saya juga wakil ketua badan pemeriksa keuangan dunia. Saya ingin menikmati masa istirahat di beberapa tahun ke depan,” kata Agung.

Menurut Agung, selain di BPK dirinya saat ini juga memegang amanah sebagai Ketua Umum Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) serta aktif mengajar sebagai dosen.

“Sekarang saya konsentrasi sebagai dosen dan PBSI. Kalau (Pilgub) Sumsel, masih banyak calon yang mumpuni. Saya ingin menikmati sisa karier saya,” pungkasnya.