ada-ada saja yang terjadi di tengah ganasnya penyebaran virus corona di seluruh dunia. Warga Israel abaikan protokol kesehatan dan imbauan pemerintah untuk Stay at Home. Sekitar 1.500 warga Israel turun ke jalan, Sabtu (2/5), menolak pemerintah koalisi bentukan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan mantan rivalnya Benny Gantz.
- PDI Perjuangan Dapat Kucuran Uang Rp27 Miliar dari Pemerintah
- Klaim Big Data Luhut, Lieus Sungkharisma: Berhentilah Membohongi Publik
- Bukan Cak Imin, Kunci Inggris Cawapres Prabowo Ada di Tangan Jokowi
Baca Juga
Mereka tidak rela kembali dipimpin Netanyahu yang tengah diadili untuk kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang.
Para peserta demonstrasi di Tel Aviv tersebut tetap menerapkan social distancing sepanjang aksi, demi mencegah penyebaran virus corona.
Setelah melewati tiga pemilu yang gagal membuahkan hasil konklusif, Netanyahu dan Gantz bulan lalu akhirnya sepakat bersatu membentuk pemerintahan.
Salah satu butir kesepakatan adalah Netanyahu tetap menjadi perdana menteri hingga Oktober tahun depan. Setelah itu, Gantz akan mengambil alih jabatan tertinggi di pemerintahan Israel tersebut.
Sejak pemerintahan koalisi itu diumumkan, sekelompok masyarakat rutin menggelar demonstrasi di Tel Aviv setiap Sabtu.
Tidak hanya itu, warga juga membuat sejumlah petisi meminta Mahkamah Agung Israel membatalkan perjanjian Netanyahu dan Gantz atas dasar legalitas. MA Israel dijadwalkan membuat putusan atas tuntutan tersebut dalam beberapa hari ke depan.[ida]
- Bacaleg Perempuan dari Partai Bulan Bintang Ini Siap Jadi 'Pelakor'
- Kader Muda PAN: Arahan Ketum Sangat Clear, Mesin Partai Bergerak Menangkan Prabowo-Gibran
- Soal Pemilu 2024, Ariza Tegaskan Siap Ditugaskan Maju Pilgub DKI