Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali menjadi kontroversi. Banyak pihak menentang pencalonannya sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN). Berbagai pernyataan protes maupun kritik ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dilancarkan.
- Jokowi Ingatkan Tiga Hal ini ke Perusahaan Pertambangan dan Perkebunan
- Wapres Maruf Amin : Kita Harapkan Papua Menjadi Papua yang Damai
- Sepanjang Tahun 2022 Kantor Imigrasi Palembang Deportasi 7 WNA
Baca Juga
Terkait penolakan banyak pihak terhadap pencalonan mantan Guberur DKI Jakarta, Analis Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah menilai sosok Ahok memiliki peluang besar. Sebab selain memiliki pengalaman, Ahok juga memiliki jaringan yang luas.
Sosok Ahok bisa dipercaya dan bisa menggandeng investor. Sebab, pembangunan ibu kota baru membutuhkan SDM, infrastruktur, dan dana yang besar.
Kemudian, pembangunan ibu kota baru juga membutuhkan orang yang tidak sekadar berwacana dan punya pengalaman memimpin ibu kota.
"Butuh orang kerja nyata, orang punya kemampuan mengelola memanage berbagai persoalan, pembangunan infrastruktur, pendanaan, dan kerjasama pihak-pihak investor. Karena ini pembangunan tidak menggunakan APBN sepenuhnya, kebanyakan dari investor," katanya kepada media, Minggu (8/3/2020).
Trubus tidak memungkiri, munculnya konflik pendatang dan penduduk lokal. " Belakangan masyarakat lokal minta Kepala-nya jangan dari luar tapi dari dalam, dengan alasan dia nggak mau trauma seperti DKI Jakarta, orang Betawi yang termarjinalisasi," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sudah mengumumkan empat kandidat yang bakal menduduki posisi pimpinan IKN. Mereka adalah Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok alias BTP, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro, Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tumiyana, dan Bupati Banyuwangi Azwar Anas.
Menurut Trubus, tiga kandidat lainnya belum teruji menjadi pimpinan daerah. Azwar Anas, meski menjadi pimpinan daerah, tapi ruang lingkup kepemimpinan tidak sebesar ibu kota negara. Lalu, Bambang Brodjonegoro belum punya pengalaman untuk mengelola kota, sementara Tumiyana lebih menguasai teknis pembangunan di lapangan.
- LPKA Palembang Raih Penghargaan Anugerah KPAI 2023
- Kanwil Kemenkumham Sumsel Hadiri Sosialisasi Pendampingan Penilaian Indeks Reformasi Hukum
- Pasca Jabat Pj Bupati Muara Enim, Kurniawan Dilantik jadi Asisten III Pemprov Sumsel