World Cancer Day, Pengidap Kanker di Sumsel Capai Ratusan Ribu Jiwa

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Penyakit kanker menjadi momok menakutkan bagi setiap orang. Karena itu, bertepatan World Cancer Day atau Hari Kanker Dunia, Jumat (4/2) diharapkan setiap orang lebih peduli dan mencegah agar tidak terkena penyakit tersebut. 


Berdasarkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) tercatat ada sebanyak 396.914 total kasus kanker di Indonesia pada tahun 2020 dengan total kematian sebesar 234.511 kasus. 

Dimana, Kanker Payudara masih menjadi teratas dalam kasus kanker di Indonesia dengan jumlah penderita sebanyak 65.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker. Kemudian disusul Kanker Serviks sebesar 36.633 kasus atau 9,2 persen dari total kasus kanker. Angka diatas kemudian menjadi kekhawatiran bagi seluruh pemerhati serta tenaga kesehatan yang menilai bahwa jumlah penderita kanker setiap tahunnya terus mengalami peningkatan dengan berbagai jenis.

di Sumsel sendiri, berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel terdapat 3.200 pengidap kanker dalam rentang waktu enam tahun terakhir sejak 2016 lalu. Data tersebut baru terpusat dari RS Mohammad Hoesin Palembang dan baru dikembangkan sejak tahun 2016 lalu hingga tahun 2018.

Sementara itu, dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi kanker ada sebanyak 1,54 per 1000 penduduk. Artinya, jika penduduk Sumsel sekitar 8,6 juta jiwa maka penderita kanker di Sumsel berada diatas angka 100 ribu. 

"Mendata kanker itu tidak semudah yang dibayangkan, mengingat tidak semua orang sumsel yang mengidap kanker akan berobat di rumah sakit sini," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Sumsel, Ferry Yanuar saat dibincangi Kantor Berita RMOLSumsel, Kamis kemarin (3/2).

Dari angka tersebut, 35 persen diantaranya pengidap kanker payudara dan serviks. Kemudian, disusul pengidap kanker paru-paru dan kanker kolon atau usus besar. Kanker paru-paru dan kolon ini palingbanyak menyerang laki-laki dengan prevalensi 12,4 per 100 ribu jiwa dan rate kematian sebanyak 10,9 kasus pada kanker paru-paru dan 12,1 per 100 ribu dengan rate 6,9 per 100 ribu.

"Data ini belum terakumulasi sepenuhnya karena minimnya sistem pelaporan registry kanker di sejumlah rumah sakit dan akses layanan kesehatan di Sumsel maupun di luar Sumsel," ujarnya. 

Menurutnya, kanker menjadi penyakit yang sulit sekali ditebak sehingga diperlukannya deteksi sedini mungkin, apabila merasakan gejala yang mengarah pada ciri-ciri kanker dengan masing-masing jenisnya. Terlebih penyebab dari kanker bisa dari berbagai sumber, salah satunya adalah pola hidup tidak sehat seperti merokok dan mengkonsumsi makanan yang dapat memicu terganggunya fungsi organ tubuh.

"Kami harap setiap orang lebih peduli dan melakukan deteksi dini jika merasakan gelaja disetiap penyakit kanker," harapnya.

Ilustrasi makanan instan yang memicu penyakit kanker. (Ilustrasi/net)

Faktor Genetika dan Pola Makanan Instan Mendominasi Penyebab Kanker

Dahulunya faktor genetika cukup mendominasi penularan kanker dari orangtua kepada anak. Namun, seiring perkembangan zaman kini terdapat faktor lain yang menyebabkan terjadinya kanker, yakni pola makanan instan yang marak beredar saat ini.

"Berdasarkan penelitian memang faktor genetik cenderung mendominasi terjadinya kanker, namun saat ini makanan yang bervariatif serta lifestyle yang marak diadopsi masyarakat menjadi penyebab utama penyakit kanker," kata Kasi P2PTM & Keswa Dinkes Sumsel, dr Sari Nazliyati Putri.

Perlu kepedulian bersama dari semua pihak untuk mengurangi angka global kasus kanker dengan mencegahnya melalui hal-hal positif, seperti melakukan olahraga dan rutin memeriksa kesehatan setiap bulan. Apalagi, saat ini kasus kanker di Sumsel juga telah banyak diidap anak-anak, diantaranya kanker darah atau Leukemia dan kanker mata.

"Kanker pada anak juga perlu menjadi perhatian, karena itu kasusnya sudah lumayan meningkat. Saat ini kanker mata menjadi kasus baru yang tercatat pada anak," ujar dia.

Ilustrasi perawatan di rumah sakit. (Istimewa/net)

Persentase Tingkat Keselamatan Hidup Penderita Kanker Variatif

Hingga saat ini belum ada penelitian terkait persentase tingkat keselamatan hidup penderita kanker. Mengingat kondisi kanker sangatlah variatif sesuai dengan tingkat stadium pengidap. Meski demikian, dalam beberapa kasus kanker dengan stadium akhir dapat terselamatkan karena pola pengobatan dan gaya hidup yang diubah si pasien.

dr Sari Nazliyati Putri mengatakan perlu pemahaman kondisi yang mengarah pada kanker si penderita, seperti kanker mata pada anak-anak ternyata dapat dideteksi hanya dengan memanfaatkan flash smartphone, apabila bulatan pada pupil mata berwarna putih kemungkinan besarnya anak tersebut mengalami kanker mata, sedangkan pada kanker payudara dapat dilakukan dengan metode pemeriksaan payudara klinis dan inspeksi visual dengan Asam Asetat.

"Tidak semua pemeriksaan harus mengandalkan rumah sakit," katanya.

Saat ini, seluruh tenaga kesehatan juga dapat membantu dalam melakukan deteksi secara dini sehingga pengobatan dapat dilakukan sesegera mungkin. Selain itu, fasilitas sejumlah puskesmas juga sudah cukup menunjuang. Dengan demikian, diharapkan masyarakat rutin melakukan deteksi dini sehingga stadium dapat dimanipulasi karena bisa diintervensi.

"Kalau step kankernya ringan masih dapat dilakukan terapi sebagai pengobatannya," tutupnya.

Mengenal World Cancer Day

World Cancer Day atau peringatan Hari Kanker Dunia ini pertama kali dicetuskan oleh Union for International Cancer Control (UICC) sebagai pemimpin inisiatif pemersatu global dalam acara World Summit Against Cancer di Paris pada tanggal 4 Februari 2000.

Bukan tanpa tujuan, ternyata ide peringatan Hari Kanker Dunia ini dirancang guna mendorong seluruh orang untuk peduli terhadap ancaman dan resiko terkena penyakit yang digadang-gadang sulit disembuhkan ini. Selain itu, peringatan yang jatuh pada 4 Februari ini sebagai bentuk kampanye atau gerakan positif yang masif digaungkan dengan tujuan mengenang, memberi semangat dan sebagai upaya pencegahan.

Di tahun 2022 ini, peringatan Hari Kanker Dunia diberi tema Close The Care Carp yang berarti menutup kesenjangan perawatan. Tema tersebut memberikan makna bahwa hingga saat ini ketidakadilan dalam perawatan kanker di seluruh dunia masih terjadi. Dipilihnya tema tersebut berdasarkan beberapa faktor yakni; ketidaksetaraan dalam perawatan kanker hingga menyebabkan korban jiwa. Kemudian, orang yang mencari perawatan kanker menghadapi hambatan di setiap kesempatan mulai dari pendapatan, pendidikan, lokasi dan diskriminasi berdasarkan etnis, dan lain sebagainya sehingga dapat mempengaruhi perawatan secara negatif.