Dana Moneter Internasional (IMF=International Monetary Fund) menyebut, pandemi virus corona telah menimbulkan krisis ekonomi di sebagian besar negara-negara di dunia, yang paling buruk sejak Great Depression.
- Ketersediaan Rumah Hunian di Sumsel Masih Minim
- Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp31 Triliun untuk Lebaran 2024
- Kisah Sedih Pemilik Toko di Mall Palembang, Tetap Sepi Walau Pasang Diskon Besar
Baca Juga
Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva pada Kamis (9/4/2020).
Menurut Georgieva, pertumbuhan ekonomi global akan menjadi negatif pada 2020 dengan 170 dari 180 anggota IMF mengalami penurunan pendapatan perkapita. Bahkan, dalam skenario terbaik pun, IMF memprediksi pemulihan parsial paling cepat akan terjadi pada tahun depan, dengan asumsi Covid-19 akan hilang pada 2020 dan bisnis akan mulai berjalan kembali.
"(Tapi) itu bisa menjadi lebih buruk," kata Georgieva seperti dimuat The Telegraph.
Ketidakpastikan yang luar bisa mengenai durasi pandemik, katanya, bisa memperburuk keadaan. Pada Januari, IMF telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3 persen pada 2020 dan 3,4 persen pada 2021. Namun, angka tersebut akan diubah dan IMF akan merilisnya pada Selasa (14/4).
Institute for International Finance (IIF) juga memperkirakan, PDB global akan turun hingga 2,8 persen. Cukup jauh dari krisis keuangan pada 2009 yang turun 2,1 persen.
Bank Dunia juga mengatakan, pandemik virus corona dapat menyebabkan resesi pertama di Afrika selama 25 tahun terakhir.
"Prospek suram berlaku untuk ekonomi maju dan berkembang. Krisis ini tidak mengenal batas. Semua orang sakit," kata Georgieva.
Great Depression sendiri terjadi pada 1929 hingga akhir 1930-an. Pada saat itu, ekonomi di seluruh dunia turun secara drastis.[ida]
- GAPKI Sumsel Berupaya Wujudkan industri Sawit yang Berkelanjutan
- UMKM Merugi Selama PPKM, Ini Surveinya
- Dikelola BUMD Banyuasin, Beras Tanjung Lago Dipasarkan Langsung ke Masyarakat