UMKM Merugi Selama PPKM, Ini Surveinya

ilustrasi
ilustrasi

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak beberapa bulan berdampak pada kerugian yang dialami sejumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia.


Berdasarkan data Report Impact of Covid-19 Pandemi on MSME In Indonesia 2020 (LPEM UI dan UNDP 2020) ada 81 UMKM terdampak Covid-19 yang mengalami masalah distribusi produk 80 persen. 

Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan berdasarkan survei kepada 15 provinsi dengan 1.180 koresponden diketahui jika para UMKM mengalami penurunan penjualan yang berdampak merugi yakni sekitar 87 persen. Kemudian, 75 persen lainnya mengalami kenaikan harga bahan baku. 

"Pandemi Covid-19 ini menyerang beberapa bagian penting yang ada di sektor UMKM di antaranya bagian permintaan, modal usaha, pasokan dan operasional," katanya.

Menurutnya, hal ini disebabkan berkurangnya aktivitas masyarakat, cadangan modal UMKM terbatas, operasional usaha UMKM terganggu, ruang produksi usaha yang terbatas hingga menyulitkan untuk mengikuti protokol kesehatan, sektor penyedia akomodasi, serta makan dan minum.

Karena itu, untuk mendukung UMKM ini, pihaknya menyediakan beberapa kebijakan diantaranya pengurangan biaya operasional usaha seperti; restrukturisasi kredit, subsidi bunga kredit, penyediaan ruang operasional bersama termasuk IKM serta digitalisasi usaha.

Selain itu, ada bantuan penyediaan modal kerja atau akses pembiayaan mulai dari penjaminan kredit UMKM, akselerasi KUR, pembiayaan investasi kepada koperasi melalui LPBD, BPUM Banpres produktif. 

"Kami juga menyediakan fasilitas transportasi usaha, dan vokasi serta perluasan inklusi keuangan UMKM serta peningkatan konsumsei da permintaan produk UMKKM," tutupnya. [R}