Warga Muara Enim Rela Antri Berdesakan Demi Mencari Minyak Goreng

Warga Muara Enim berjuang mencari minyak goreng yang pasokan semakin sulit/ist
Warga Muara Enim berjuang mencari minyak goreng yang pasokan semakin sulit/ist

Sulitnya mendapatkan minyak goreng dalam kemasan yang sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah, menjadi problem tersendiri bagi masyarakat di Kabupaten Muara Enim, Meski ditengah pandemi, warga terpaksaa berdesak-desakan antri untuk mendapatkan minyak goreng dalam kemasan di salah satu Ruko, tidak jauh dari pasar impres Muara Enim, Rabu (23/02)


Antrian panjang tersebut terjadi karena minyak goreng dalam kemasan beberapa minggu ke belakang langka di pasaran. hal ini tentunya menjadi problem tersendiri bagi masyarakat, karena minyak goreng sendiri merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam rumah tangga.

Hal ini menyebabkan lalu lintas terganggu karena warga yang parkir kendaraan di sembarang tempat.  Saat ini, harga minyak goreng di pasaran, justru tidak menentu, bahkan ada yang menjual satu liternya Rp. 30.000 dengan alasan minyak tersebut didapat dengan harga yang tinggi. itu pun dalam jumlah yang sangat sedikit.

Salah satu pemilik warung di kelurahan pasar II Muara Enim, Emil mengatakan, sebagai penjual dirinya merasa bingung, di sisi lain ada kebijakan, namun kenyataannya di lapangan kami malah susah dapat barang.

"Jujur saja, minyak goreng yang ada di warung ini, sudah titipan, ada yang pesan dari 3 hari lalu, ini pun kami dapat dengan harga Rp.30.000 satu liternya. ya mau bagaimana lagi, adanya harga segitu" ungkapnya.

Disinggung mengenai stok barang, dirinya mengatakan saat ini belum ada stok, karena barangnya langka di pasaran. kalau pun ada yang harga standar pemerintah itu pun harus ngantri dan kadang tidak kebagian. 

"Untuk yang ngantri juga, dapat jatah hanya 2 liter per kepala, meskipun harganya, Rp.15.000 per liternya. ya kami penjual ini yang kebingungan, dan berharap pemerintah segera menemukan solusi terbaiknya seperti apa" harapnya.

Sementara itu, Surdah, ibu rumah tangga yang ikut membeli mengatakan, walaupun sudah berdesak-desakan antri, dirinya tetap bersyukur karena telah dapat minyak goreng, walaupun dibatasi hanya 2 liter per kepala. 

"Meskipun harus ngantri, kami paksakan, soalnya stok minyak goreng di rumah habis, ini saja untung dapat harga Rp.15.000. di warung-warung kata orang-orang ada yang jual Rp.25.000" ujarnya sambil terburu-buru untuk pulang.