Lebih dari 200 orang di Guinea Khatulistiwa dikarantina usai terpapar penyakit misterius yang sudah membunuh sedikitnya delapan orang.
- Banyak Tercemar, Sungai di Sumsel Kurang Ramah untuk Ikan Belida
- Italia Terapkan Wajib Vaksinasi, Amnesty International Minta Jangan Diskriminasi Orang yang Tidak Divaksinasi
- YouTube Blokir Semua Konten Anti-Vaksin
Baca Juga
Menteri Kesehatan Mitoha Ondo'o Ayekaba pada Jumat (10/2) mengatakan ada wabah penyakit tidak diketahui yang menyebabkan demam berdarah. Saat ini pemerintah tengah menguji sampel untuk mengidentifikasi penyakit tersebut.
Berdasarkan penyelidikan awal, wabah pertama kali dilaporkan pada 7 Februari. Semua kasus terkait dengan sebuah upacara pemakaman.
Saat ini pemerintah telah mengirim sampel ke Gabon dan Dakar untuk pengujian lebih lanjut.
Selain melakukan karantina, Reuters melaporkan, pihak berwenang juga membatasi pergerakan di sekitar dua desa lokasi wabah ditemukan.
"Kami berusaha secepat mungkin mengesampingkan demam berdarah yang kita kenal di kawasan seperti Lassa atau Ebola," kata Ayekaba.
Sebagai pencegahan, Kamerun juga membatasi pergerakan di sepanjang perbatasannya dengan Guinea Khatulistiwa.
"Kamerun memberlakukan pembatasan karenarisiko tinggi impor penyakit ini dan untuk mendeteksi dan menanggapi setiap kasus pada tahap awal," kata Menteri Kesehatan Malachie Manaouda..
Adapun gejala dari penyakit misterius ini berupa mimisan, demam, hingga nyeri sendi. Penyakit ini diyakini bisa menyebabkan kematian dalam beberapa jam.
- 7.035 JCH Sumsel Gagal Berangkat ke Tanah Suci Tahun Ini
- Indonesia Minta WNI yang Ditahan di Depot Imigrasi Malaysia Segera Dipulangkan
- Hari Ini, Operasional KRL Kembali Normal