Seiring bertambahnya kasus positif varian Omicron di Indonesia menjadi 8 kasus, pemerintah memperketat gerbang perbatasan. Mulai dari udara, darat, hingga laut.
- Mengenal BN.1, Subvarian Baru Omicron yang Ditemukan di Indonesia
- Subvarian BA.4 dan BA.5 Menyebar, Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Australia Tembus Rekor
- Omicron Melandai, Thailand Laporkan 73 Kasus Baru Varian Covid-19 Deltacron
Baca Juga
Demikian ditegaskan Koordinator Tim Pakar dan Jurubicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito saat jumpa pers virtual, pada Kamis (23/12).
"Meninjau hal tersebut, maka pemerintah akan semakin memperketat di pintu masuk negara. Baik masuk pintu darat, laut, maupun udara," tegasnya.
Wiku mengurai, berdasarkan hasil whole genome squancing yang dilakukan Satgas Covid-19, pekan ini mencatatkan 3 kasus positif Omicron baru di Indonesia. Tiga kasus ini berasal dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang datang dari luar negeri.
"Yaitu 1 WNI dengan asal kedatangan dari Malaysia, dan 2 WNI asal kedatangan dari Kongo. Sehingga sampai dengan hari ini terdapat 8 kasus positif harian Omicron tersebut," urainya.
Wiku menambahkan, seluruh kasus Omicron yang terjaring saat ini ditemukan dari pelaku perjalanan luar negeri yang masuk melalui pintu udara.
Namun begitu, pemerintah akan memperketat upaya testing dan tracing pada seluruh pintu kedatangan. Mengingat, positivity rate kedatangan di pintu laut dan darat yang lebih tinggi 10 kali lipat daripada di pintu masuk udara.
"Dengan rincian per 12 hingga 18 Desember positivity rate di udara sebesar 0,48 persen, di pintu laut 5,41 persen dan di pintu darat 1,3 persen," pungkasnya.
- Terpidana Korupsi Alat Pencegahan Covid-19, Leksi Yandri Dijebloskan ke Penjara
- HMPV Tidak Akan Jadi Pandemi Seperti Covid-19
- HMPV Melonjak di China, Indonesia Diminta Waspada