Gelombang baru Covid-19 menerjang China. Puluhan juta orang diperkirakan akan terinfeksi varian baru virus corona, XBB, pada puncaknya bulan Juni mendatang.
- Pendapatan Box Office Awal Tahun Tembus Rp694 Miliar, Tertinggi Pasca Covid
- Angka Kematian Menurun 95 Persen, WHO Tetap Minta Dunia Waspadai Efek Covid-19
- Masih Rendah, Baru Lima Persen Masyarakat OKU Divaksin Booster Dosis Kedua
Baca Juga
Setelah menanggalkan kebijakan Zero Covid yang ketat pada tahun lalu, China memerangi gelombang baru Covid-19 dengan varian XBB yang mendominasi. Otoritas China memperkirakan 65 juta orang terinfeksi hanya dalam sepekan pada puncak gelombang.
Ahli epidemiologi China yang terkemuka, Zhong Nanshan mengatakan kampanye vaksinasi terus digencarkan demi memerangi virus. Saat ini terdapat dua vaksin khusus untuk melawan subvarian XBB Omicron, termasuk XBB.1.9.1, XBB.1.5, dan XBB.1.16.
Berbicara pada simposium biotek di Guangzhou pada awal pekan ini, Zhong mengatakan bahwa tiga hingga empat vaksin lain akan segera mendapat persetujuan, tetapi dia tidak memberikan informasi lebih lanjut.
Dimuat The Washington Post, wabah baru ini mungkin merupakan gelombang penyakit terbesar yang pernah tercatat sejak program ketat Zero Covid ditinggalkan.
Namun pejabat di China mengklaim gelombang saat ini tidak akan terlalu parah, tetapi pakar kesehatan masyarakat percaya bahwa untuk menghindari lonjakan kematian, program vaksinasi booster dan pasokan antivirus sangat penting.
“Bahkan ketika kami berpikir ini adalah gelombang yang lebih ringan, itu masih bisa menjadi dampak kesehatan yang cukup besar bagi masyarakat," kata ahli epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hong Kong.
- Puluhan Ribu Mobil Listrik Xiaomi SU7 Harus Perbaikan Software
- Pendapatan Box Office Awal Tahun Tembus Rp694 Miliar, Tertinggi Pasca Covid
- China Bakal Pangkas Impor Batu Bara pada 2025, Indonesia Terdampak?