Uni Eropa (UE) resmi menaikkan pajak impor mobil listrik asal China hingga 45 persen, dari yang sebelumnya 10 persen, dalam upaya melindungi industri otomotif Eropa dari persaingan tidak sehat akibat subsidi besar-besaran dari pemerintah China.
- Bantuan Modal Tanpa Agunan dari Kementerian BUMN Sasar Warga OKU Selatan
- Sri Mulyani: Sektor UMKM Sumbang 60 Persen Total Ekonomi Nasional
- KAI Tegaskan Aturan Pengambilan Gambar di Stasiun dan Kereta, Ini Ketentuannya
Baca Juga
Keputusan ini diambil setelah mayoritas negara anggota mendukung langkah tersebut dalam pemungutan suara yang berlangsung pada Jumat (4/10).
Tarif impor ini akan berlaku selama lima tahun ke depan dan dikenakan pada produsen mobil listrik China seperti SAIC, BYD, dan Geely. Komisi Eropa menentukan besaran tarif berdasarkan jumlah subsidi yang diterima setiap produsen setelah melakukan penyelidikan.
Negara-negara seperti Perancis, Italia, Belanda, dan Polandia mendukung kebijakan ini, sementara Jerman, yang perekonomiannya sangat bergantung pada ekspor mobil ke China, menentang langkah tersebut.
Produsen mobil Jerman, termasuk Volkswagen, mengkritik keputusan ini sebagai "pendekatan yang salah" dan memperingatkan bahwa kebijakan tersebut bisa memicu perang dagang antara Uni Eropa dan China.
China sendiri merespons dengan keras. Kementerian Perdagangan China menyebut keputusan ini "tidak adil" dan "tidak masuk akal," serta mendesak agar masalah ini diselesaikan melalui negosiasi untuk menghindari ketegangan lebih lanjut.
China juga mengisyaratkan kemungkinan pemberlakuan tarif balasan terhadap produk-produk Eropa.
Sementara itu, Asosiasi Industri Jerman (BDI) meminta Uni Eropa dan China untuk melanjutkan dialog perdagangan guna mencegah konflik yang berkepanjangan.
Selain industri otomotif, beberapa sektor lain di Eropa, seperti industri cognac di Perancis, khawatir mereka akan menjadi korban tarif balasan dari China jika ketegangan terus meningkat.
Namun, langkah Uni Eropa ini diambil sebagai respons terhadap pesatnya pertumbuhan industri mobil listrik China, yang telah merambah pasar internasional dan menimbulkan kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan Eropa tidak mampu bersaing dari segi harga.
- bank bjb Raih 3 Penghargaan di Ajang GRC Award 2022
- Angkutan Batubara Dilarang Melintas di Jalan Umum PALI, Ini 6 Tuntutan yang Harus Dilaksanakan Perusahaan
- AFPI Tetapkan Batas Maksimal Bunga Pinjol 0,4 Persen per Hari