Tracing Rendah, Tingkat Kematian Tinggi, PPKM Level 4 Palembang Bakal Berlanjut

Ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)
Ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 di Kota Palembang bakal kembali berlanjut hingga 6 September mendatang. Hal ini didasari oleh beberapa indikator yang belum memenuhi syarat penurunan level diantaranya, tracing rendah, dan tingkat kematian akibat Covid-19 yang masih tinggi.


Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (PP2M) Dinkes Palembang sekaligus Jubir Satgas Covid-19 Palembang, Yudhi Setiawan mengatakan saat ini memang tren kasus Covid-19 di Palembang mengalami penurunan. Namun, perumusan PPKM Level 4 ini berdasarkan beberapa indikator, antara lain pertama jumlah insiden rate. Dimana, jumlah kasus per minggu dibagi jumlah penduduk kemudian di kali dengan 100 ribu. Kedua, angka kematian perminggu dibagi jumlah penduduk dikali 100 ribu. Ketiga, angka kasus yang dirawat.

"Dari ketiga itu, untuk jumlah kasus di Palembang memang mengalami penurunan, yang dirawat juga mengalami penurunan. Tapi, angka kematian masih tinggi," katanya saat dihubungi, Senin (23/8).

Saat ini angka kematian akibat Covid-19 sebanyak 1.079 kasus. Lalu, jumlah tersebut dibagi dengan total kasus yakni sebanyak 28.905 kasus sehingga didapati persentase 3,7 persen. Menurutnya persentase tersebut masih tinggi karena persentase yang baik yaitu dibawa 3 persen. 

Selain tiga indikator tersebut, perumusan PPKM level 4 ini juga didasari dari kapasitas respon yang diliat 3T yaitu, Testing, Tracing, dan Treatment. Dilihat dari kapasitas rate tersetbut, diketahui bahwa positif rate di Palembang masih tinggi yaitu diatas 5 persen. Kemudian, tracing di Palembang juga masih rendah. Dimana, untuk perbandingan tracing yaitu 1:2 hingga 1:3 artinya, satu orang positif, hanya dua hingga tiga orang yang diperiksa. Padahal, seharusnya perbandingan tracing yaitu 1:14 artinya, satu orang positif, 14 orang yang diperiksa.

"Yang baik saat ini hanya treatmen, dinilai dari Bed Occupancy Rate (BOR) yaitu 36,21 persen," terangnya.

Sejauh ini, dia mengaku telah menggencarkan tracing di Kota Palembang dengan bantuan Bhabinsa, hingga Bhabin Kamtibnas. Hanya saja mungkin terkendala dengan pelaporannya. Karena terkadang tracing telah dilakukan, namun tidak dientri sehingga data tracing tidak muncul. Karena faktor itulah Palembang kini masih masuk dalam PPKM level 4.

"Kalau seandainya kapasitas responnya mulai dari positif rate lalu perbandingan kasus dan kontak erat bagus, serta BOR juga bagus maka kemungkinan Palembang bisa turun ke level 3," tutupnya.