Dua fatality terjadi di tambang Muara Enim dalam pekan ini, yaitu di wilayah IUP PTBA dan wilayah IUP PT MME. Sementara pada Februari lalu, fatality tambang juga terjadi di wilayah IUP PT Trimata Benua, Banyuasin.
- Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Pemkab Muara Enim dan Bukit Asam (PTBA) Sinergi Dukung UMKM
- Bukit Asam Selamatkan Puluhan Jenis Anggrek Langka Melalui Program Rescue and Release
- Jaringan Anti Korupsi Sumsel Demo di Kantor PT Bukit Asam, Ini Lima Tuntutannya
Baca Juga
Empat nyawa telah hilang dalam sederet kecelakaan tambang di Sumsel sejak awal tahun ini. Sehingga membuat DPRD Sumsel geram dan memanggil semua pihak terkait pada Senin (18/4) besok.
"Kita panggil semua," tegas Ketua Komisi IV DPRD Sumsel, MF Ridho kepada Kantor Berita RMOLSumsel, Sabtu (16/4).
Ridho begitu menyesalkan kejadian ini, utamanya dari sisi pengawasan yang dilakukan oleh Dirjen Minerba melalui Kepala Inspektur Tambang (KaIT) penugasan Sumsel, yang saat ini dijabat oleh Oktarina Anggereyni.
"Inspektur, Dinas dan Perusahaan (PTBA dan PT MME) kita minta datang," ungkap Ridho. Pemanggilan para pihak terkait ini juga sebagai bentuk tanggung jawab DPRD Sumsel kepada masyarakat. Di sisi lain, DPRD Sumsel juga meminta pertanggungjawaban semua pihak.
Sebab menurutnya, kecelakaan tambang di Sumsel yang terjadi terus-menerus ini bisa dikatakan sebagai kejadian luar biasa. Lebih jauh, bukan tidak mungkin apabila ditemukan kelalaian dari pihak yang terkait, maka kejadian ini bisa masuk ke ranah pidana. "Nanti, selesai rapat (Senin) kita ketemu lagi," ujar Ridho.

Peningkatan Produksi Tanpa Peningkatan Keselamatan
Maraknya kecelakaan tambang di Sumsel, sudah pernah diulas oleh Kantor Berita RMOLSumsel. (Baca: https://www.rmolsumsel.id/sederet-kasus-fatality-di-wilayah-tambang-sumsel-cermin-lemahnya-pengawasan-dirjen-minerba).
Ibarat gunung es, kejadian yang tampak di permukaan hanya sebagian apabila dibandingkan dengan kejadian yang tidak tersorot oleh media atau masyarakat.
Sebelum tiga kejadian yang menghilangkan empat nyawa ini, deretan kasus fatality yang terjadi di Sumsel tergambar dari data yang dirangkum tim Kantor Berita RMOLSumsel, sejal tahun 2020 hingga 2021.
Mulai dari kecelakaan di wilayah pertambangan Bangko Barat, Muara Enim pada Februari 2020 lalu. Saat itu, korban Hartono meninggal akibat tergilas belt conveyor di wilayah IUP PT Bukit Asam (PT BA).
Hanya berselang 14 hari dari tewasnya Hartono, PT BA malah menerima penghargaan sebagai Perusahaan Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terbaik. (Baca: https://www.rmollampung.id/tragedi-kecelakaan-tambang-diduga-kisah-korban-disembunyikan-pt-ba)
Pada tahun yang sama, kecelakaan yang melibatkan PT BA kembali terjadi di awal Oktober 2020, saat tanggul Tambang Air Laya Barat PT BA pada galian PT Pama Persada Nusantara (PT PAMA) yang berlokasi di Tanjung Enim jebol.
Empat operator yang merupakan pekerja PT PAMA jadi korban. Satu diantaranya, operator alat berat PC 400 bernama Federik Hansen Sagala, tertimbun dan baru ditemukan dua bulan kemudian sekitar Desember 2020 oleh tim penyelamat.
Nahas posisinya masih berada di dalam kabin alat berat itu. (Baca: https://sumselupdate.com/tanggul-area-tambang-ptba-jebol-empat-operator-alat-berat-pt-pama-menjadi-korban-satu-belum-ditemukan/)
Kasus fatality juga terjadi di bulan Oktober 2020, satu pekerja PT Bina Sarana Sukses (PT BSS) bernama Kusdi, tewas tersambar petir di wilayah Disposal Timur IUP PT Prima Mulia Sarana Sejahtera (PT PMSS). Saat hujan deras disertai petir, korban Kusdi memilih berteduh di Pos Dumpman di areal terbuka yang tak memiliki pengamanan.
Setelah diketahui menjadi korban sambaran petir, rekan kerja Kusdi sempat membawanya ke Puskesmas terdekat di Kecamatan Merapi Barat, namun nyawanya tak bisa diselamatkan. Korban Kusdi menderita luka bakar parah di bagian dadanya.
Nah sebelum terjadi kecelakaan di areal PT EEM baru-baru ini, pada Agustus 2021 lalu Nurul Hidayat, mandor dari PT Nusa Indo Abadi (PT NIA), subkontraktor dari PT Lematang Coal Lestari (PT LCL) pemegang IUJP di wilayah IUP PT Musi Prima Coal (PT MPC) diketahui tewas terlindas truk saat tengah bertugas. (Baca: https://www.rmolsumsel.id/sebelum-sang-mandor-jadi-korban-ini-catatan-lain-kasus-kecelakaan-tambang-di-pt-lcl).
Juga kecelakaan tambang yang menewaskan pekerja di wilayah IUP PT Era Energi Mandiri (PT EEM) Lahat pada Selasa (19/10/2021) lalu. Saat itu, korban tewas terjepit dumptruk.
- Gubernur Sumsel Targetkan Sukses Ganda di Pornas Korpri 2025
- Jelang Keberangkatan, Gubernur Herman Deru Tinjau Kesiapan Asrama Haji Palembang untuk Sambut Ribuan JCH Sumsel
- Pemprov Sumsel Siapkan BKBK, Muratara Usulkan Sejumlah Proyek Prioritas