Aksi Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly membawa pulang buronan pembobol bank BNI dalam kasus Letter of Credit (L/C) fiktif senilai Rp 1,7 triliun, Maria Pauline Lumowa, mendapat apresiasi dari kalangan pemuda nasional.
- Polres Lubuklinggau Tempati Ranking ke-4 Operasi Sikat Musi, Kasus Curas Paling Menonjol
- Begal yang Bacok Tangan IRT hingga Nyaris Putus Tertangkap
- Saudara Kembar di Palembang Kompak Curi Motor Milik Anak Punk, Ini Motifnya
Baca Juga
Salah satunya dari Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama. Diplomasi tingkat tinggi yang dipertontonkan Menteri Yasonna baginya telah menjadi alarm untuk koruptor yang bersembunyi di luar negeri. Terbukti, menteri asal PDIP itu bisa mendatangkan buron dari negara yang tidak mempunyai perjanjian ekstradisi degan Indonesia.
“Penangkapan Maria Pauline ini merupakan alarm neraka bagi koruptor yang masih buron di luar negeri,” ujar Haris kepada wartawan, Jumat (10/7). Menurut Haris, negara tidak boleh kalah oleh para bandit keuangan, koruptor, dan penjahat narkoba. Atas alasan itu semua, dia mengapresiasi kerja keras Menkumham dalam membangun diplomasi antar negara sehingga ekstradisi buronan berhasil tanpa ada riak.
“Pak Menteri Yasonna luar biasa bekerja soft dan jauh dari keributan, sungguh ini prestasi dan kinerja diplomasi yang hebat, kami sungguh mengapresiasi kerja-kerja beliau,” tegas Haris.
Selain Maria Pauline, Haris Pertama juga mengingatkan buron kasus besar lainnya seperti Eddy Tansil dan Honggo Wendratno, termasuk Djoko Tjandra yang telah berkeliaran di dalam negeri.
“KNPI berharap Pak Menteri Yasonna terus menjadi menjadi leading sector untuk memaksimalkan agenda penegakan hukum, prestasi ini sungguh luar biasa, mari kita jaga dan pertahankan,” tutupnya.
- Berkas Rampung, Kasus OTT Kadisnakertrans Sumsel Segera Disidang
- KPK Didesak Usut Dugaan Korupsi Pengadaan Gas Air Mata
- 10 Tersangka Korupsi Tukin Kementerian ESDM Dicegah ke Luar Negeri