Tak Terima Anaknya Ditempeleng Guru, Orang Tua Murid Ngadu ke Kepsek

Orang tua ngadu ke Kepala Sekolah karna tidak terima anaknya di tempeleng guru/ist
Orang tua ngadu ke Kepala Sekolah karna tidak terima anaknya di tempeleng guru/ist

Tindakan kekerasan terhadap siswa yang dilakukan oleh oknum guru kembali mencoreng dunia pendidikan di Provinsi Sumsel.


Aksi kekerasan terhadap pelajar ini terjadi di SMK Negeri 1 Bunga Mayang, Kabupaten OKU Timur pada Kamis 27 Oktober 2022.

Kekerasan dalam lingkungan sekolah ini dialami oleh dua murid yang namanya sama yakni berinisial AP dan AP. Keduanya diduga ditempeleng oleh oknum guru berinisial SY.

Menurut Abdullah, keluarga salah satu korban memaparkan kronologis kejadian berawal ketika ada seorang murid menangis melapor kepada pelaku bahwa dia dipaksa salah satu korban untuk membeli rokok.

“Lalu oknum guru tersebut mencari murid yang diketahui berinisial AP tersebut. Setelah bertemu dan dimarahi hingga ditempeleng satu kali, ternyata salah karena namanya sama,” jelas Abdullah yang juga sebagai ketua komite di SMKN 1 Bunga Mayang, Rabu (2/11).

Setelah itu, oknum guru tersebut kembali mencari siswa dengan inisial AP lainnya. Setelah bertemu dan ditanyai, AP mengakui perbuatannya.

“Mungkin karena kesal, oknum guru itu menempeleng AP sebanyak dua kali,” katanya kepada awak media.

Kemudian, keponakannya melaporkan kejadian yang dialaminya kepada keluarga. Lantaran AP merasa  telah menjadi korban salah sasaran, lantas Abdullah mengadukan perbuatan oknum guru tersebut kepada Kepala SMKN tersebut.

“Guru tersebut mengakui perbuatannya dan sudah bertemu serta minta maaf kepada keluarga kami. Dia mengaku salah memarahi siswa karena namanya sama,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Bunga Mayang, Kholil MPd, membenarkan adanya kejadian kekerasan yang dialami kedua siswanya tersebut.

“Iya, ada dua siswa dengan nama yang sama ditempeleng guru di sini. Kejadiannya, Kamis 27 Oktober 2022 kemarin,” ungkap Kholil kepada awak media saat dikonfirmasi di ruang kerjanya.

Dia mengaku, baru mengetahui kejadian itu setelah pihak keluarga dari salah satu korban menemui dirinya dan melaporkan kekerasan yang dialami anaknya tersebut

“Keluarga siswa pernah menghadap saya, melaporkan kekerasan terhadap anaknya,” ucapnya.

Ditanyai mengenai sanksi terhadap oknum guru SY, dirinya mengatakan belum ada sanksi yang diberikan kepada yang bersangkutan.

“Kita tidak membenarkan adanya tindak kekerasan di sekolah, apa pun alasannya. Tapi karena guru yang bersangkutan sudah bertemu dan meminta maaf dengan keluarga korban, jadi belum ada sanksi,” pungkasnya.

Sedangkan SY, oknum guru SMKN 1 Bunga Mayang yang diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap kedua muridnya, mengakui kesalahannya.

“Saya salah memarahi siswa karena namanya sama. Ada miskomunikasi, saya sudah ketemu keluarga korban dan meminta maaf,” ujarnya.