Tak Ingin Gegabah Usung Calon Bupati Muara Enim, Gerindra Diyakini Tetap Berpegang Hasil Survei

Dua Kader Gerindra H Nasrun Umar dan M Zen Syukri berebut tiket calon Bupati Muara Enim di Pilkada nanti/Foto:Kolase
Dua Kader Gerindra H Nasrun Umar dan M Zen Syukri berebut tiket calon Bupati Muara Enim di Pilkada nanti/Foto:Kolase

Sebagai pemegang kursi terbanyak di DPRD Muara Enim dengan perolehan 7 kursi, Partai Gerindra diyakini akan lebih berhati-hati dalam memilih pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim yang akan diusung pada Pilkada, November mendatang. 


Meskipun kehadiran Nasrun Umar yang meramaikan bursa Calon Bupati Muara Enim, namun kehadiran tokoh-tokoh berpengaruh di Partai Gerindra Muara Enim tak bisa dianggap remeh. Apalagi, kebanyakan dari mereka merupakan putra daerah. 

Tokoh Gerindra Muara Enim yang layak diperhitungkan yakni M Zen Syukri. Anggota DPRD Muara Enim ini bisa saja menjadi pesaing Nasrun Umar untuk dapat diusung oleh Partai besutan Prabowo Subianto tersebut. 

Zen Syukri beberapa waktu lalu juga sempat serius maju di Pilkada Muara Enim untuk menjadi Calon Bupati. Meskipun belakangan, dirinya lebih memilih sebagai Calon Wakil Bupati. 

Pengamat Politik Bagindo Togar menilai, peluang kedua tokoh tersebut cukup terbuka untuk diusung. Tetapi, sebagai partai pemenang, Gerindra tentunya tidak ingin gegabah dalam menentukan calon yang akan diusung. Pertimbangan yang paling rasional yakni menunggu hasil survei. 

"Kalau sekarang memang banyak saling klaim, tapi parpol kan punya mekanisme sendiri untuk menentukan. Salah satunya instrumennya adalah survei dari lembaga yang kredibel. Nah, kalau survei nanti kedua kader ini tidak masuk hitungan, jangan harap bakal diusung," ujarnya.

Menurut Bagindo, dengan mengusung Bacabup yang memiliki tingkat kemenangan besar, maka tujuan partai dalam memperjuangkan ideologi partai akan tetap terjaga.

"Karena parpol juga tidak ingin berspekulasi mendukung calon yang peluang menangnya kecil, pasti yang diusung itu yang peluang menangnya besar," jelasnya.

Selain itu, kekuatan sosok bakal calon juga menjadi pertimbangan parpol untuk mengusung salah satu calon. Track record dan tingkat elektabilitas ketokohan juga menjadi pertimbangan parpol.

"Karena saat ini memang belum finalisasi. Jadi wajar kalau ada pihak yang saling klaim paling layak diusung, dinamika memang seperti itu sampai nanti ada penetapan dari calon. Sah-sah saja jika banyak calon tebar pesona untuk meningkatkan popularitas plus elaktablitas," pungkasnya.