Sudah Istikharah Sebelum Tinggalkan PAN, Ini Alasan HNU Gabung Gerindra Sumsel 

H Nasrun Umar menjelaskan kepada awak media alasan kepindahannya dari PAN ke Gerindra/Foto: Dudi Oskandar
H Nasrun Umar menjelaskan kepada awak media alasan kepindahannya dari PAN ke Gerindra/Foto: Dudi Oskandar

Mantan Sekda Sumsel dan Pj Bupati Muara Enim, H Nasrun Umar (HNU) membuat langkah besar dengan kepindahannya dari Partai Amanat Nasional (PAN) Palembang untuk bergabung dengan Partai Gerindra Sumsel. 


Langkah politik tersebut diresmikan dengan penerimaan Kartu Tanda Anggota (KTA) dari Ketua DPD Gerindra Sumsel, Kartika Sandra Desi, pada Sabtu (20/4).

HNU mengungkapkan bahwa keputusannya untuk bergabung dengan Gerindra didasarkan pada pertimbangan yang matang, termasuk proses istikharah serta evaluasi atas hasil Pemilihan Legislatif yang baru saja berlangsung.

"Kenapa memilih Gerindra? Perjalanan panjang pikiran manusia melalui pertimbangan dan istikharah ditambah lagi secara manusiawi, dengan hasil-hasil pileg yang baru terlaksana," ujar Nasrun.

Dia menambahkan bahwa Gerindra telah lama menunjukkan keberhasilannya dalam mengambil alih perjalanan politik, terutama dengan hasil signifikan dalam Pemilu pada 14 Februari 2024 lalu.

Ditambah lagi dijelaskan HNU, pertimbangan hubungan antara atas hingga akar rumput itu sudah berjalan dengan baik di Partai Gerindra, sehingga mesin- mesin partai dapat membantu kontestan menang, meski tidak seluruhnya karena ada ketergantungan dari figur kontestan itu sendiri.

"Pertama harus ada kemistri antara calon dengan Partai yang kita harapkan berkenannya membawa kita, karena saya melihat dari sejak berdirinya Partai Gerindra. Partai ini yang memiliki integritas hanya satu yang dipikirkan ketumnya untuk NKRI secara mendasar, itu sejalan dengan hati nurani saya dari tugas yang diberikan dan InsyaAllah akhirnya nanti bukti akan membuktikan integritas kita," katanya

Menurut Nasrun, keputusannya untuk bergabung dengan Gerindra juga merupakan ekspresi dari hak konstitusionalnya untuk menentukan arah politiknya, terutama ketika terdapat perbedaan pandangan yang tidak dapat didamaikan.

"Memang politik itu juga dinamis. Dalam manusiawi siapapun yang akan ikut kontestasi Pilkada, pasti tentu melakukan perkiraan akan dibawa siapa parpol mana dengan kekuatan apa," katanya.