Mewabahnya virus corona (Covid-19) dari China ke banyak negara dunia tidak mampu diatasi secara cepat oleh pemerintah Indonesia, baik sejak awal kemunculannya ataupun hingga hari ini.
- Kenali Nyamuk Aedes Albopictus yang Juga Jadi Penyebab Demam Berdarah
- Alami Hipertensi, Ini 7 Cara Menurunkan Tekanan Darah
- Polrestabes Palembang dan Grab Indonesia Gelar Vaksinasi Keliling di 14 Daerah Palembang
Baca Juga
Hal itu diindikasikan oleh pengamat ilmu sosial dari Universitas Indonesia, Syahganda Nainggolan, sebagai sikap tidak tegas yang diperlihatkan pemerintah terhadap rezim komunis China. "Terlalu menjadi underbow RRC. Dia (pemerintah) ini begitu loyal dan tidak mau menunjukan kepada Xin Jinping (Presiden China) tentang kekhawatiran Indonesia, sehingga ditutupi sampai sekian lama," kata Syahganda Nainggolan, dalam sebuah diskusi dibilangan Jakarta Selatan, Kamis (20/2).
Padahal jika mau dibandingkan persoalan loyalitas, pemerintah RI masih kalah dengan pemerintah Kamboja, kata Syahganda Nainggolan. Ia mengatakan, saat pertama kali virus corona merebak ke banyak negara di seluruh dunia, Presiden Kamboja Hun Sen langsung memeberikan dukungan moral kepada rezim komunis China.
Salah satu bentuk dukungan Hun Sen adalah tidak meminta warga negaranya, baik mahasiswa ataupun pekerja imigrannya, untuk dipulangkan ke Kamboja. "Ini sebenernya Jokowi kalah sedikit dibanding Hun Sen, dia lebih radikal lagi. Pada saat Wuhan meledak, virus itu outbreak (menyebar keluar), dan kemudian China menuju tutup (aksesnya)," terang Syahganda Nainggolan.
"Hun Sen langsung datang kesana, ketemu, cium tangan Xin Jinping, terus dia bilang; jangan kan ke Beijing, izin kan saya ke Wuhan. Dan buktinya sampai sekarang, studen Kamboja tidak pulang dari Wuhan," sambungnya.
Berbeda dengan Indonesia, yang mengeluarkan dan menerapkan sejumlah kebijakan yang membuat China marah, lanjut Syahganda Nainggolan.
Diantaranya adalah, menarik ratusan WNI dari Provinsi Hubei, menutup akses transportasi, hingga penyetopan ekspor impor barang China-Indonesia. "Inilah misteri orang-orang yang masuk dalam network OBOR (On Belt One Road) ini. Nah, Indonesia masuk kesana," pungkas Syahganda Nainggolan.
- Sumsel Ajukan Tambahan 150 Ribu Dosis Vaksin ke Kemenkes
- Ini Pilihan Waktu dan Jenis Olahraga di Bulan Ramadan
- Covid-19 Malaysia dan Singapura Tinggi, tapi Soal Kematian Indonesia Lebih Mengkhawatirkan