Tidak banyak yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada pembukaan Rapat Paripura Kabinet Indonesia Maju di Istana Bogor, Selasa (14/4/2020). Dalam rapat via teleconference itu, Presiden memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 bakal jatuh drastis.
- Kejar Target 70 Juta Peserta, BPJS Ketenagakerjaan Mulai Kampanye Program ke 83 Ribu Desa
- Potensi Makanan Halal di RI Capai Rp2.380 Triliun
- Pemerintah Resmi Alihkan 75,51 Persen Saham Semen Baturaja ke Semen Indonesia
Baca Juga
"Kita harus berbicara apa adanya. Target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi 2020 akan terkoreksi cukup tajam. Tetapi ini bukan hanya terjadi di negara kita tetapi di negara-negara lain juga sama, mengalami hal yang sama. Hampir semua negara di dunia," kata Jokowi seperti dilansir JPNN.Com.
Jokowi melanjutkan, fenomena ekonomi itu juga diprediksi oleh lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Bahkan ekonomi diprediksi memasuki periode resesi.
"Hitung-hitungan terakhir yang saya terima, bisa tumbuh negatif, ekonomi global bisa tumbuh negatif minus 2,8 persen. Artinya ketarik sampai ke minus 6 persen. Oleh sebab itu, kita harus menyiapkan diri dengan berbagai skenario. Kita juga tidak boleh pesimistis," kata Jokowi.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu memastikan tetap berupaya memulihkan ekonomi Indonesia sekaligus kesehatan warga negaranya. "Dan insyallah kita bisa," kata Jokowi.[ida]
- Airlangga Resmikan Investasi Terbesar di Pulau Sumatera
- 36.513 KPM di Sumsel Belum Terima BLT Minyak Goreng, Ini Penyebabnya
- Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Dinas Perdagangan Sumsel Janji Gelar OP Tahap II