Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Dinas Perdagangan Sumsel Janji Gelar OP Tahap II

Operasi pasar minyak goreng yang digelar Dinas Perdagangan Sumsel beberapa waktu lalu. (Mita Rosnita/rmolsumsel.id).
Operasi pasar minyak goreng yang digelar Dinas Perdagangan Sumsel beberapa waktu lalu. (Mita Rosnita/rmolsumsel.id).

Meski telah digelar operasi pasar beberapa waktu lalu, harga minyak goreng di Provinsi Sumsel hingga kini masih tinggi yakni berkisar dihargai Rp19.000 pernah liter.


"Belum ideal penurunan harga minyak goreng, makanya kita kembali mengambil langkah untuk menggelar operasi pasar,” kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Sumsel, Ahmad Rizali, Jumat (7/1).

Dikatakan Rizal, harga normal minyak goreng yang diharapkan dapat dibeli oleh masyarakat di kisaran Rp12.000 - Rp13.000 per liter. "Kita lakukan operasi pasar tahap kedua ini sesuai dengan instruksi dari Kementerian Perdagangan,” ujarnya.

Namun, rencana operasi pasar tahap dua tersebut masih akan dilakukan rapat internal terlebih dahulu guna menentukan waktu dan juga lokasi yang tepat. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah menjangkau pasar-pasar tersebut.

“Mengenai titik-titik lokasinya dan jadwal operasi pasar tahap kedua ini akan kami rapatkan. Namun pelaksanaannya akan segera dilakukan,” ungkapnya. 

Dijelaskannya, Pemprov Sumsel sebelumnya sudah melakukan operasi pasar tahap pertama di sejumlah pasar tradisional Palembang sejak 22 Desember 2021 bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik dengan melepas 25.200 liter minyak goreng dengan harga Rp14.000 per liter. 

“Operasi pasar yang kita lakukan sebelumnya, saya rasa cukup berhasil untuk menurunkan harga minyak goreng,” jelas Rizali

Sementara itu, salah satu pedagang sembako di Pasar 26 Ilir, Aris mengatakan, harga minyak goreng di Kota Palembang masih cukup tinggi. "Kami masih jual minyak goreng kemasan Rp20.000 per liter,” katanya

Lebih lanjut diungkapkannya, sedangkan untuk harga sembako lain masih stabil. Beras premium Rp12.000 per kilogram, telur ayam sudah turun menjadi Rp25.000 per kilogram, kedelai impor Rp12.000 per kilogram, gula pasir kemasan Rp12.500-13.000 per kilogram, tepung terigu curah Rp8.000 per kilogram dan sebagainya. 

“Memang yang masih tinggi adalah minyak goreng. Tapi permintaan konsumen masih tinggi,” pungkas dia.