Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tegas membantah tudingan adanya pembengkakan biaya atau mark up pada biaya produksi gelang untuk jamaah haji Indonesia.
- Skema Kuota Haji Era Menag Yaqut Disorot, Diduga Rugikan Negara hingga Rp2 Triliun
- Menteri Agama Naikkan Anggaran Pesantren 240 Persen
- Dari Plt Jadi Rektor Definitif, Prof Muhammad Adil Pimpin UIN Raden Fatah Palembang
Baca Juga
Dugaan mark up itu, disuarakan anggota Komisi VIII DPR RI, Abdul Wachid. Dia menebutkan, salah satu penyebab biaya haji membengkak, karena banyak komponennya yang dengan sengaja di mark up. Contohnya gelang haji.
Wachid yang merupakan politisi Partai Gerindra, mengaku mendapat keterangan langsung dari para produsen gelang haji di kampung halamannya, Jepara, Jawa Tengah, bahwa biaya gelang haji hanya sebesar Rp 5.000. Namun, biaya yang dianggarkan oleh Kementerian Agama adalah sebesar Rp 30 ribu, atau lima kali lipat dari biaya sesungguhnya.
Soal tudingan itu, Menag Yaqut mengatakan, biaya Rp 5.000 hanya untuk produksi. Sementara, gelang yang diterima jamaah ada biaya lain seperti mencetak nomor paspor dan biaya pengiriman.
“Kan gak mungkin, gelang dari industri rumahan, katakan misalnya harganya Rp 5.000 sudah include pencetakan nomer paspor dan informasi lain yang ada di gelang itu,” kata Menag Yaqut kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (10/2).
“Memasukkan informasi ke dalam gelang tersebut, biayanya dari mana? Menyampaikan ke jamaah pakai apa? Berbiaya nggak itu?” tegasnya lagi.
Menag Yaqut pun meminta agar siapapun berhati-hati dalam menyampaikan informasi yang masih belum jelas kebenarannya kepada publik.
“Makanya, kita ini harus hati-hati menyampaikan informasi kepada publik. Jangan disesatkan. Kasihan masyarakat,” tutupnya.
- Skema Kuota Haji Era Menag Yaqut Disorot, Diduga Rugikan Negara hingga Rp2 Triliun
- Kloter 12 Debarkasi Palembang Tiba, 1 Jemaah Wafat, 2 Masih Dirawat di Arab Saudi
- Menteri Agama Naikkan Anggaran Pesantren 240 Persen