Jumlah hafiz Alquran di Sumatera Selatan setiap tahunnya bertambah sekitar 500 orang. Untuk mempercepat tumbuhnya para penghafal Alquran ini, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja siap mendukung langkah-langkah memajukan rumah tahfiz Alquran.
- Dituduh Sebabkan Krisis Global, Vladimir Putin Salahkan AS dan Eropa
- 33 Tahun Peristiwa Talangsari, TPPHAM Ingin Penyelesaian Talangsari Lewat Non Yudisial
- Cegah Varian Omicron, Rusia Tutup Pintu Masuk untuk Sembilan Negara
Baca Juga
“Bagaimana cara menularkan hafiz ini kepada yang lain, trik belajar, cara belajar sehingga mereka bisa hafiz Alquran. Karena kalau dilihat seperti keponakan saya di Jakarta, baru SMP kelas II bisa hafiz, umur 16 tahun. Kan tinggal kemauan. Tapi sekarang kita lihat yang penting keseimbangan antara Imtak dan Iptek,” ujarnya pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus Tasyakuran Pondok Pesantren Dakwatul Qur'an Az Dzaky di Jalan Tegal Binangun, Kecamatan Plaju, Palembang, Sabtu (23/10).
SMB IV melihat di zaman dahulu langgar-langgar dijadikan sebagai rumah tahfiz bagi anak-anak untuk belajar agama Islam. Namun di zaman Orde Lama dan Orde Baru semua itu dihapuskan karena khawatir langgar dijadikan ajang politik sehingga langgar hanya dijadikan tempat salat dan mengaji biasa dan tidak menjadi tempat pembelajaran anak-anak atau tahfiz Alquran.
“Kalau di langgar malah lebih tenang untuk beribadah daripada di rumah,” katanya.
Karena itu menurut pria yang juga seorang notaris dan PPAT ini, dirinya mendukung setiap upaya untuk membangun dan memajukan rumah-rumah tahfiz di Sumsel terutama di daerah-daerah pemukiman.
- Hukum Adat Diharapkan Bantu Tekan Kriminalitas di Kawasan Ilir Barat II Palembang
- Usai Sidang TACB Surabaya, Makam SMB II Lolos Jadi Cagar Budaya Nasional
- Forwida Diharapkan Dapat Tanamkan Budaya Melayu di Kalangan Milenial Sumsel