Sejarah Masjid Syekh Muhammad Azhari Pulau Seribu (Bagian Kedua)

Masjid Syekh Muhammad Azhari Pulau Seribu (net/rmolsumsel.id)
Masjid Syekh Muhammad Azhari Pulau Seribu (net/rmolsumsel.id)

Sulitnya menjangkau daerah ini sudah seharunya menjadi perhatian oleh Pemerintah Daerah, karena menjadi kawasan tua dan bersejarah, yang nantinya dapat menjadi pusat studi dan informasi sejarah untuk generasi yang akan datang.

Jika menggunakan jalur sungai, maka masjid ini dapat ditempuh dengan cara berada di kawasan jakabaring tepatnya di daerah Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau Pasar Induk, lokasi masjid ini tepat berseberangan sehingga dapat mudah dijangkau. Berbeda dengan jalur darat yang lebih sulit karena hanya memiliki jalan setapak, dari daerah depan pasar sungki hingga menuju masjid jarak yang ditempuh +  2-3 km.

 Dekripsi Bangunan

Masjid Syekh Muhammad Azhari Pulau seribu ini sekilas mirip masjid lawang kidul atau bangunan masjid Sultan Mahmud Badaruddin I Djayo wikramo yang memiliki bentuk atap mustaka dengan tiga tingkatan, bangunan masjid ini tetap mempertahankan keaslian bangunan, yang berbeda hanya pada dinding bangunan, jika pada bangunan lama semua bahan berasal dari kayu namun saat ini semua dinding bangunan berasal dari semen.

Masjid ini dapat menampung lebih dari + 500 jemaah yang datang dari seberang sungai maupun dari penduduk setempat. Karena dapat dikatakan masjid ini berada di ulu kota Palembang, masjid ini menjadi tempat berkumpulnya masyarakat baik dalam perayaan hari besar maupun pernikahan. Di dalam masjid ini kita dapat menemukan kesamaan dengan masjid tua bersejarah lainnya yang ada di Palembang, yaitu memiliki empat tiang soko guru dan 16 tiang penyangga. Yang membedakan pada bahan soko guru masjid ini, jika biasanya masjid berbahan kayu unglen atau tembesu kayu khas Palembang namun, masjid ini memiliki tiang soko guru berbahan kayu kapuk, dan tiang penyangganya berasal dari besi yang diyakini oleh masyarakat setempat dulunya digunakan sebagai lampu jalan pada masa Kesultanan Palembang Darussalam, tiang-tiang yang tidak terpakai ini dibawa dan dijadikan sebagai penyangga untuk bangunan masjid ini.

Mihrab Masjid

Ukuran mihrab masjid ini tidak begitu besar hanya cukup sebagai tempat imam memimpin pelaksanaan sholat, yaitu + 9 m2, pada sisi kanan mihrab terdapat mimbar masjid yang digunakan untuk pelaksanaan khotib pada sholat jumat dan sholat eid.

Mimbar Masjid

Mimbar masjid ini berasal dari kayu unglen, merawan, tembesu dan ulim yang merupakan kayu khas palembang, mimbar ini seusia dengan masjid yang bentuknya menyerupai mimbar-mimbar masjid tua lainnya. Mimbar masjid ini memiliki lebar 2,5 m dan tinggi 3 m memiliki 7 anak tangga dan lebar depan 90 cm, dari bentuk ukiran dan warna mimbar jelas mempunyai kesamaan dengan mimbar-mimbar lainnya.

Atap dan menara masjid

Atap masjid ini memiliki bentuk serupa dengan masjid lainnnya yaitu mustaka 3 tingkat dimana dis etiap atap memiliki jempol yang mempunyai makna di tiap tingkatan, pada atap ke-3 memiliki 5 jempol yang melambangkan rukun islam, di tingkat ke-2 memiliki 4 jempol yang melambangkan rukun insan dan pada tingkat ke-1 atau pada puncaknya melambangkan rukun iman.

Menara masjid ini dibangun dan selesai tahun 2015 dimana dahulunya masjid ini tidak memiliki menara, menara masjid ini berada tepat di sisi kanan masjid menghadap di tepi sungai, dimana dilantai bawah digunakan untuk jamaah mengambil air wudhu, menara ini memiliki 5 tingkatan yang melambangkan rukun islam.

Kegiatan masjid

Masjid Syekh Muhammad Azhari merupakan tempat berkumpulnya masyarakat di kawasan pulau seribu baik dalam melaksanakan kegiatan ibadah maupun kegiatan sosial, karena berada di pinggiran sungai, kawasan ini hanya memiliki jalan setampak sebagai akses jalan darat masyakarat disana. Hal ini membuat pengurus masjid, H. Munir Rozak dan masyarakat sekitar berinisiatif menimbun kawasan sekitar masjid baik di depan maupun di sisi belakangnya, sehingga tampak luas dan dapat digunakan sebagai kegiatan masyarakat. Di masjid ini setiap minggunya melaksanakan kegiatan rutin yaitu ceramah dan pengajian termasuk mengajak masyarakat di luar kawasan pulau seribu datang di masjid ini.