Pembangunan food estate di beberapa wilayah seperti di Kalimantan Tengah hingga Papua berpotensi mangkrak seperti proyek-proyek infrastruktur yang banyak mangkrak di era Presiden Joko Widodo.
- Soal Pengusungan Sandi Jadi Cawapres, PPP Menunggu Mimpi Megawati
- KPU dan Bawaslu Sumsel Lakukan Verifikasi Faktual DPD Partai Hanura, Ini Hasilnya
- Oknum Dosen Tersangka Pelecehan Seksual Ditahan Polisi, DPRD Urung Panggil Rektorat Unsri
Baca Juga
Hal itu disampaikan oleh Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menanggapi pernyataan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang mengungkapkan bahwa food estate di Kalimantan Tengah tidak ada orang, padahal sudah bisa ditanam. Sehingga, dihentikan di 43.500 hektare.
"Lahan luas dan proyek food estate itu jika bagus dan menguntungkan masyarakat, pastilah masyarakat akan berduyun-duyun. Karena sekarang banyak yang menganggur dan sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (1/12).
Muslim menilai, proyek food estate bagi masyarakat tidak menguntungkan, sehingga tidak tertarik untuk menanam di lahan food estate, sebagaimana proyek-proyek infrastruktur lainnya yang merugi dan mangkrak.
"Bisa jadi proyek food estate itu mirip dengan banyak proyek infrastruktur yang mangkrak karena perencanaannya tidak matang. Dan itu jelas pasti menghamburkan uang negara dan menimbulkan kerugian," pungkas Muslim.
- Yenny Wahid Mengaku Kenal Dekat Dengan Tiga Capres: Menurut Saya, Tapi Nggak Tahu Menurut Mereka ya
- Piala Dunia U-20 Gagal, Ganjar dan Koster Harus Tanggung Jawab Materil dan Moril
- Achsanul Qosasi Tersangka di Kasus BTS, Pengamat Curiga Ada Upaya Pelemahan BPK