Polisi: Hasil Tes Kesehatan Sebabkan Yodi Depresi

Setelah dikumpulkan dan dicocokkan, berbagai hasi penyelidikan polis perlahan tapi pasti kematian Yodi Prabowo editor video di Redaksi Metro TV terungkap. Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya setelah melakukan serangkaian penyelidikan dan penyidikan menduga bahwa yang bersangkutan bunuh diri.


Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Tubagus Ade Hidayat menyampaikan, penyidik telah melakukan analisa mendalam terhadap temuan di TKP, hasil otopsi, barang bukti, keterangan saksi hingga keterangan ahli.

"Fakta yang kami himpun dari olah TKP keterangan ahli bukti pendukung, kami berkesimpulan diduga kuat yang bersangkutan melakukan bunuh diri," kata Tubagus saat jumpa pers, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/7). Fakta lain terungkap, Yodi sempat melakukan cek kondisi kesehatan ke RSCM.

Dia bekonsultasi ke dokter ahli penyakit kelamin dan kulit lantaran ada keluhan. Fakta ini, kata Tubagus, terungkap dari hasil penelusuran transaksi keuangan pada rekening Yodi Prabowo.

"Tentang analisa transkasi keuangan. Dengan gunakan debit BCA melakukan pembayaran ke RSCM. Pertanyannya untuk apa uang itu? Dilakukan pemeriksaan lab dan juga konsultasi ke dokter. Dokter apa? Adalah dokter ahli penyakit kelamin dan kulit," papar Tubagus.

Setelah Yodi Prabowo melakukan konsultasi ke dokter di RSCM lalu mengetahui hasil lab dan pemeriksaan dokter, polisi menduga hal tersebut diduga kuat menjadi pemicu depresi sehingga sang editor itu melakukan bunuh diri.

"Ini terkait duganan bunuh diri? Sangat terkait. Munculnya depresi," tandas Tubagus.

Selain itu, Tubagus menambahkan, dari hasil pemeriksaan terhadap para saksi yakni pacar korban berinisial S ketika dimintai keteranganya mengungkap, bahwa korban juga pernah atau berkali-kali mengatakan "kalau saya tidak ada bagaimana" kepada pacarnya itu.

"Pengertian menurut tafsiran kami, kalau saya meningal. Ini disampaikan berulang-ulang. Di antara mereka ada rencana menikah tahun depan," sebut Tubagus.

Hasil otopsi menyatakan, Yodi meninggal akibat luka senjata tajam. Yakni di bagian leher terdapat dua tusukan menembus tenggorokan, dan empat tusukan di bagian dada menembus ke paru-paru bagian bawah.

Berdasarkan keterangan ahli, orang yang hendak melakukan bunuh diri, biasa ditemukan luka percobaan. Hal itu pun ditemukan dokter forensik dari jenazah Yodi.

"Ditemukan fakta bahwa 4 luka di dada, 2-3 di antaranya hanya luka dangkal 1-2 cm, itu yang dianggap percobaan," imbuh Tubagus. Polisi menyebut tak ada saksi satupun yang melihat korban bunuh diri. Sehingga pembuktian dugaan bunuh diri tersebut dilakukan secara scientific melalui olah TKP, uji laboratorium forensik, mencari bukti pendukung, memeriksa saksi dan saksi ahli. [ida]