Polda Sumsel Ingatkan Perusahaan Finance dan Debt Collector Tidak Tarik Paksa Kendaraan Kreditur

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sunarto saat memberikan keterangan terkait debt collector yang sering melakukan penarikan paksa kendaraan kreditur . (Fauzi/RMOLSumsel.id)
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sunarto saat memberikan keterangan terkait debt collector yang sering melakukan penarikan paksa kendaraan kreditur . (Fauzi/RMOLSumsel.id)

Buntut kasus penembakan dan penusukan oknum polisi terhadap debt collector di Palembang mendapat atensi dari Kapolri dengan memerintahkan jajaran Polda se Indonesia untuk melakukan operasi pemberantasan debt collector yang meresahkan masyarakat.


Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sunarto menegaskan, bahwa apa yang dilakukan oleh pihak debt collector menarik paksa kendaraan kreditur sudah melanggar hukum dan prosedur yang ada.

"Penarikan paksa kendaraan seperti ini bukan yang pertama kali, tetapi sudah beberapa kali terjadi menyangkut pengambilan secara paksa barang dan lain sebagainya," ungkap Sunarto saat gelar press release di Polda Sumsel, Senin (25/3/2024)

Apa yang dilakukan para debt collector ini cukup meresahkan masyarakat, karena tidak ada kepastian mobil yang diambil kapan akan dikembalikan.

"Termasuk barang-barang yang ada di mobil itu mungkin tidak terkait dengan yang ada di dalam perjanjian jual beli. Mereka (debt collector) ini sudah salah, kemudian menimbulkan masalah baru lagi," ujar Sunarto.

Sunarto pun memberi peringatan kepada perusahaan finance untuk menjalankan pekerjaan sesuai dengan prosedur, kalau ingin menarik kendaraan yang nunggak harus melalui proses peradilan di pengadilan.

"Untuk tidak melakukan hal-hal yang arogan, apalagi pengambilan secara paksa," imbau Sunarto.

Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa oknum FN melakukan penganiayaan terhadap dua debt collector untuk melindungi keselamatan keluarganya.

"Pada saat kejadian, di dalam itu ada istri dan kedua anaknya, di mana mereka ini pada saat itu dihadang oleh 12 orang yang diduga debt collector," tegas Sunarto.

"Mereka ini ngedor-ngedor kaca mobil dan meminta kunci mobil untuk memaksa keluar, sehingga ada upaya oknum FN ini untuk melindungi keluarga dan dirinya, hingga terjadilah penembakan, dan ini menjadi perhatian kita semua," tutup Sunarto.