Polda Sumsel Ingatkan Kontingen Sumsel Jangan Naik Ojek di Papua, Ini Alasannya

Dir Pam Obvit Polda Sumsel Kombes Mirzal Alwi memberikan pembekalan kepada kontingen Sumsel yang akan mengikuti PON XX Papua. (Iwan Setiawan/rmolsumsel.id)
Dir Pam Obvit Polda Sumsel Kombes Mirzal Alwi memberikan pembekalan kepada kontingen Sumsel yang akan mengikuti PON XX Papua. (Iwan Setiawan/rmolsumsel.id)

Direktur Pam Obvit Polda Sumsel, Kombes Mirzal Alwi mengingatkan agar kontingen asal Sumsel untuk tidak naik ojek. Hal ini diketahui saat pembekalan kepada atlet dan ofisial kontingen Sumsel yang akan berangkat mengikuti PON XX Papua.


Dalam pembekalan tersebut, Mirzal menyampaikan sejumlah hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama di tanah Papua. Menurut Mirzal, di balik beberapa persamaan, namun kultur di Papua dan Sumatra tentu terdapat perbedaan. Hal itu harus dihormati setiap anggota kontingen.  

Sesuai permintaan Gubernur Sumsel, maka setiap tim akan didampingi anggota Polri dan TNI berseragam dan bersenjata lengkap. Hal itu untuk mengantisipasi situasi keamanan di perjalanan maupun selama berada di Papua.

“Intinya, para atlet tetap konsen pada pertandingan, masalah pengamanan serahkan dengan kami,” ujar Mirzal saat memberi pembekalan kontingen di depan lobi Stadion Gelora Sriwijaya, Rabu (15/9).

Menurut Mirzal yang pernah tinggal di Jayapura, situasi Papua secara umum hampir sama dengan kota-kota lain di Indonesia. Hanya saja secara spesifik beberapa kota tempat pelaksanaan PON XX memiliki karakter khusus yang butuh penyesuaian bagi pendatang.

“Di Jayapura, itu kotanya kecil dan padat. Makanannya enak-enak, apalagi ikan bakar dan coto Makassar. Tapi ingat, jangan sendirian kalau mau keluar. Minimal berdua. Jadi jangan berjalan sendiri,” pesannya.

Mirzal pun mengingatkan agar setiap pergerakan atlet dan ofisial untuk diinformasikan dengan tim pengamanan. Hal itu untuk memudahkan koordinasi pengawalan.

Sementara di Timika, lanjut Mirzal, cukup besar kotanya dan ramai.

Mirzal menerangkan, jarak antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura sekitar 35 – 45 kilometer. Oleh karena itu setidaknya 2 jam sebelum pergerakan atlet berangkat dari penginapan menuju venue untuk diinformasikan kepada tim pengamanan agar pengawalan bisa tepat waktu.

“Sekali lagi saya sampaikan, hati-hati dalam bertindak dan jaga ucapan karena terdapat perbedaan kultur. Artinya apa yang disini boleh belum tentu disana boleh. Hindari perdebatan tawar menawar dengan penjual apapun. Kalau tidak dikasih ya sudah, tidak usah dibeli,” katanya.

Untuk atlet dan ofisial yang ingin menyewa kendaraan juga harus berhati-hati. Karena selama PON harga sewa kendaraan tentunya akan naik. Sebisa mungkin tanya harga dulu sebelum memutuskan menyewa kendaraan.

“Kalau tidak ada keperluan mendesak jangan keluar. Ingat, jangan coba-coba ke tempat yang tidak diketahui. Satu lagi, hindari menggunakan ojek motor, karena sangat rawan dan sulit dipantau petugas keamanan,” tutur mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Kepulauan Bangka Belitung ini.

Dari sisi kesehatan, selain masih di tengah pandemi Covid-19, Papua juga merupakan daerah endemis Malaria. Sehingga kontingen Sumsel harus menjaga ketat protokol kesehatan juga mewaspadai Malaria yang ditularkan nyamuk Anopheles.

“Jaga kesehatan, konsumsi vitamin jangan lupa. Kalau merasa kurang sehat segera lapor ke ofisial untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” tukasnya.