6 Pemain Jadi Tersangka Pengeroyokan Wasit di Sulsel, Ketum PSSI: Semoga Menjadi Pelajaran

Tangkapan layar video penganiayaan wasit di laga final Liga 3 Sulawesi Selatan antara PS Nene Mallomo Sidrap dan Gasma Enrekenang, Jumat (24/12). (Ist/rmolsumsel.id)
Tangkapan layar video penganiayaan wasit di laga final Liga 3 Sulawesi Selatan antara PS Nene Mallomo Sidrap dan Gasma Enrekenang, Jumat (24/12). (Ist/rmolsumsel.id)

Polres Enrekang, Sulawesi Selatan menetapkan enam pemain PS Nene Mallomo Sidrap sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap wasit Romi Daeng Rewa.


Peristiwa kekerasan itu terjadi saat Romi memimpin laga antara Gasma Enrekenang dan PS Nene Mallomo Sidrap dalam final Liga 3 Sulawesi Selatan di Stadion Bumi Massenrempulu, Enrekang, Jumat (24/12).

Saat pertandingan masih berjalan, keributan pecah dan pemain PS Nene Mallomo Sidrap yang tidak puas atas keputusan wasit langsung menyerang membabi buta. Tidak hanya pemain, ofisial dan penonton pun masuk ke dalam lapangan dan saling baku hantam. Video kejadian ini viral di berbagai platform media sosial.

Akibat penganiayaan tersebut, Romi yang terluka di kepala dan wajah kemudian dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan 10 jahitan.

Gerak cepat kepolisian mengidentifikasi pelaku penganiayaan berbuah dengan ditahannya dua tersangka yakni Ilham Selano dan Arman Surianto. Sedangkan empat tersangka lainnya yaitu Safwan, Muhammad Syamdan, Al Ashari, dan Ilham kini sedang dalam pengejaran penyidik. Keenam tersangka itu merupakan pemain PS Nene Mallomo Sidrap.

“Kami melakukan gelar perkara dan telah kami tetapkan sebanyak enam orang tersangka. Para tersangka tersebut dijerat dengan pasal Pasal 170 juncto Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 6 tahun,” ujar Kapolres Enrekang, AKBP Andi Sinjaya seusai gelar perkara, Sabtu (25/12).

“Bukti berupa visum, video, sepatu yang digunakan pemain dalam pertandingan, dan ada juga baju yang digunakan oleh wasit. Dari enam tersangka, dua orang sudah kami lakukan penahanan,” imbuh Andi.

Sekjen PSSI, Yunus Nusi mengapresiasi gerak cepat Asprov PSSI Sulawesi Selatan dan pihak Kepolisian dalam penanganan kasus ini.

“Terima kasih banyak kepada semua yang membantu untuk menyelesaikan kasus ini. Mudah-mudahan ini menjadi efek jera bagi siapapun untuk tidak melakukan kekerasan lagi terhadap perangkat pertandingan,” ucap Yunus, Minggu (26/12).

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan pun sudah berkomunikasi dengan Kapolres Enrekang, AKBP Andi Sinjaya.

“Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi siapapun sehingga kasus serupa tidak terulang kembali,” tukasnya.