Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson akhirnya buka suara perihal aksi anti-Islam yang memicu kerusuhan di beberapa kota di seluruh negeri dalam beberapa hari terakhir.
- Pria Pembakar Al Qur'an Salwan Momika Pindah ke Norwegia Setelah Diusir Swedia
- Irak Minta Swedia Ekstradisi Pelaku Pembakan Al Quran
- Kecam Aksi Pembakaran Al Quran, Legislator PPP Desak Kemlu RI Usir Dubes Swedia
Baca Juga
Andersson mengutuk kerusuhan akibat demonstrasi anti-Muslim dan anti-imigran yang diinisiasi politisi sayap kanan, Rasmus Paludan.
"Saya akan memperjelas, mereka yang menyerang polisi Swedia, menyerang masyarakat demokratis Swedia. Para pelakunya harus ditangkap, diadili, dan menjalani hukuman di penjara," ujar Andersson kepada surat kabar Aftonbladet, seperti dikutip ANI News, Senin (18/4).
Menurut Andersson, bentrokan telah terjadi di Linkoping dan beberapa kota lain. Sejauh ini sudah ada 44 orang yang ditangkap.
Kerusuhan sendiri dipicu aksi Paludan pada Kamis (14/3) yang melakukan aksi pembakaran Al Quran dan menggelar aksi anti-Muslim.
Andersson mengaku sudah muak dengan pandangan kebencian Paludan. Tetapi ia menekankan bahwa mereka yang menggunakan kekerasan tidak dapat diterima.
"Selama beberapa hari terakhir, kami menyaksikan pemandangan mengerikan di banyak kota di Swedia. Para petugas polisi yang ingin merayakan Paskah bersama keluarga mereka dalam suasana damai terpaksa melindungi hukum dan kebebasan berbicara, sambil mempertaruhkan nyawa mereka," tambah Andersson.
Ia mengatakan, polisi memiliki bukti untuk mengasumsikan bahwa kerusuhan itu diorganisir oleh kelompok-kelompok kriminal. Ia juga menambahkan bahwa demonstrasi tersebut diikuti oleh komunitas Muslim setempat.
- Pria Pembakar Al Qur'an Salwan Momika Pindah ke Norwegia Setelah Diusir Swedia
- Irak Minta Swedia Ekstradisi Pelaku Pembakan Al Quran
- Kecam Aksi Pembakaran Al Quran, Legislator PPP Desak Kemlu RI Usir Dubes Swedia