Peternak di Palembang Alami Lonjakan Permintaan Hewan Kurban

Ilustrasi sapi (rmol.id)
Ilustrasi sapi (rmol.id)

Sejumlah peternak di Kota Palembang tahun ini mengalami lonjakan permintaan hewan kurban. Hal ini disebabkan adanya kepastian pelaksanaan pemotongan hewan kurban yang dikeluarkan pemerintah dengan mengedepankan protokol kesehatan Covid-19.


“Kalau tahun lalu itu kan ada ketidakpastian mengenai pelaksanaan pemotongan hewan kurban. Bagaimana protokol dan semacamnya. Nah, tahun ini jauh-jauh hari pemerintah sudah memperbolehkan pelaksanaannya. Jadi masyarakat sudah banyak yang pesan,” kata Ketua Asosiasi Peternak dan Pedagang Hewan Kurban Kota Palembang, Suroyo saat dibincangi, Kamis (1/7).

Suroyo mengatakan, untuk di peternakannya saja, permintaan pesanan sudah meningkat sekitar 20 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. “Padahal ini belum sampai H-7. Biasanya permintaan bisa meningkat lagi mendekati hari pelaksanaan,” terangnya.

Tahun ini, Suroyo telah menyiapkan sebanyak 380 ekor sapi untuk dijual. Ia berharap, dengan adanya kepastian terhadap pelaksanaan pemotongan hewan kurban, bisa mendongkrak minat masyarakat untuk berkurban.

“Terlebih tidak ada lagi hoax yang mengatakan jika hewan kurban bisa menjadi sumber penularan Covid-19. Kalau tahun lalu saat baru-baru Pandemi itu kan hoaxnya kencang sekali. Mudah-mudahan dengan edukasi yang baik dari pemerintah, hal semacam itu tidak mempengaruhi minat dari masyarakat untuk berkurban,” terangnya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang juga saat ini terus melakukan pendataan terhadap pedagang maupun peternak hewan kurban. Jumlahnya saat ini baru ada 21 peternak yang telah mendapatkan sertifikasi.

“Peternak yang tergabung asosiasi memiliki jaminan lebih tinggi. Dari sisi kesehatan hewan dan kehalalannya. Karena sudah diperiksa langsung oleh tim dari Dinas Peternakan,” pungkasnya.