Tambang batubara menjadi penyumbang terbesar emisi gas metana (C02e20) yang mengancam lingkungan serta perubahan iklim. Salah satu perusahaan tambang di Indonesia baru-baru ini tercatat sebagai penghasil emisi gas metana terbesar di dunia.
- Pengelolaan Tambang oleh Kampus Harus Diberi Batasan, DPRD Sumsel: Jangan Sampai Ganggu Proses Perkuliahan
- Sugico Grup Diduga Lakukan Ijon IUP yang Merugikan Negara, Kementerian ESDM dan Kejagung Didesak Segera Bertindak!
- Operasional Dua Perusahaan Tambang di Morowali Utara Dihentikan
Baca Juga
Adalah Kaltim Prima Coal (KPC) yang merupakan anak usaha dari PT Bumi Resources. Dalam setahun, perusahaan tambang batubara tersebut menghasilkan 17,7 juta ton emisi metana. Hal ini terungkap dari laporan terbaru Global Energy Monitor (GEM).
Ryan Driskell Tate, Analis Riset untuk GEM dan penulis laporan tersebut mengatakan, ancaman besar tidak hanya timbul dari tambang yang saat ini sedang beroperasi. Ancaman yang sama besarnya terhadap iklim juga ditimbulkan dari tambang yang sudah ditinggalkan.
“Sama halnya seperti emisi minyak atau gas,” kata Ryan seperti dikutip, Jumat (18/3).
Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Global Energy Monitor, menunjukan bahwa emisi metana mencapai 52.3 juta ton per tahun lebih tinggi dari emisi metan yang dihasilkan oleh sektor migas. Indonesia menjadi negara di peringkat delapan dalam hal produsen emisi metana dengan produksi 58 juta ton. Sementara Cina bertanggung jawab untuk 73 persen emisi metana global.
- Tindak Lanjut Dugaan Pencemaran Lingkungan PT RMK, Bupati Muara Enim Akan Panggil DLH dan Dinas Perizinan
- Pemda Desak Kementerian ESDM Turun Tangan, Selidiki Insiden Jebolnya Tanggul Tambang Batu Bara di PT Basin Coal Mining
- Sidak Jalan Hauling Dizamantra Powerindo, DPRD Muara Enim Minta Perhatikan Aspek Lingkungan