Kondisi ekonomi di Sri Lanka hingga kini makin memburuk. Hal ini makin diperparah dengan tertundanya pengiriman Bahan Bakar Minyak (BBM) tanpa batas waktu.
- Belanda akan Kembalikan Harta Karun Lombok ke Indonesia
- Jebakan Utang China Mulai Sasar Negara Afrika, Kenya Diprediksi Bakal Bernasib Seperti Sri Lanka
- Kelompok HAM Ajukan Tuntutan Pidana di Singapura, Minta Gotabaya Rajapaksa Ditangkap
Baca Juga
Menteri Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera mengatakan kargo minyak yang seharusnya tiba pada pekan lalu tidak juga muncul. Sementara kargo minyak yang dijadwalkan tiba pada pekan depan terhambat alasan perbankan dan logistik.
Menurut Wijesekera, Ceylon Petroleum Corporation yang dikelola negara tidak dapat mengatakan kapan pasokan minyak segar akan tiba. Perusahaan bahkan telah menutup satu-satunya kilang karena kekurangan minyak mentah.
Dalam pernyataannya pada Sabtu (25/6), Wijesekera menyampaikan permohonan maafnya karena pasokan yang sudah sangat penipis.
Ia menuturkan, persediaan minyak yang tersisa akan didistribusikan. Angkutan umum dan pembangkit listrik akan diprioritaskan, sehingga pengendara tidak perlu mengantri BBM.
“Saya mohon maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan ini,” ucapnya, seperti dikutp The Guardian.
Sri Lanka menghadapi kekurangan devisa yang serius untuk membiayai impor makanan, bahan bakar dan obat-obatan.
Bulan lalu, kilang minyak Sri Lanka mulai beroperasi menggunakan 90 ribu ton minyak mentah Rusia yang dibeli melalui Coral Energy yang berbasis di Dubai dengan persyaratan kredit dua bulan.
- Sidak Dua SPBU, Polrestabes Palembang Pastikan Kandungan BBM Aman
- Terlibat Penyelewengan BBM Bersubsidi, Operator dan Manajer SPBU di Muara Enim Ditangkap Subdit Tipidter Polda Sumsel
- Izin Usaha Dicabut, OJK Sebut Bank BPR Solo Bangkrut