Genangan air atau banjir ketika hujan tiba di Kota Palembang menjadi permasalahan yang selalu terjadi. Hampir di setiap wilayah di Kota Palembang terdapat titik banjir.
- Banjir Rendam Jalintim Muba, DPRD Sumsel Desak Pemerintah Cari Solusi Atasi Kemacetan
- Akibat Banjir, Harga Gas Elpiji 3 Kilogram di Muratara Melonjak Jadi Rp50 Ribu
- Dua Kecamatan di OKI Dilanda Banjir, Ratusan Hektare Sawah Terancam Puso
Baca Juga
Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang berencana akan memperbanyak pengadaan jumlah pompa, yang bakal dikerahkan untuk mengatasi persoalan banjir
Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda mengatakan berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Palembang, jumlah titik banjir yang menjadi perhatian saat ini sebanyak 33 titik. Jumlah tersebut mengalami penurunan dari semula sebanyak 66 titik.
“Artinya 50 persen sudah perlahan diatasi” ujarnya ketika dibincangi, Senin (18/4).
Untuk mengatasi persoalan banjir ini, maka yang menjadi fokus yaitu pemaksimalan saluran drainase dan pompa portable.
Menurutnya, genangan sering terjadi akibat saluran drainase yang buruk, mulai dari tumpukan sampah, terjadi sidementasi, hingga rusak.
Makanya, kegiatan gotong royong ditiap kelurahan dan kecamatan yang ada akan digencarkan kembali dan berfokus membersihkan saluran drainase.
"Nantinya akan ada perbaikan atau normalisasi saluran drainase di kawasan yang rentang banjir seperti di Simpang Polda, Depan RS Siti Khodijah, Sekip Madang dan beberapa titik lainnya," terangnya.
Pihaknya juga bakal memperbanyak pengadaan pompa portabel. Tujuannya untuk dikerahkan di titik banjir tersebut. bahkan, petugas akan disiagakan siap ketika hujan tiba di Kota Pempek.
“Tentu banjir ini menjadi permasalahan yang harus mendapat fokus luar biasa dari Pemkot Palembang supaya nantinya tidak terjadi lagi banjir,” pungkasnya.

Pakar Tata Air dan Lingkungan: Pompa Portable Tidak Efektif Atasi Banjir
Rencana pemerintah untuk memperbanyak pompa portabel dinilai tidak terlalu efektif untuk mengatasi secara permanen persoalan banjir yang kerap terjadi di Kota Palembang.
"Dengan pompa portable itu tidak efektif dalam mengentaskan banjir secara permanen," katanya Pakar Tata Air dan Lingkungan dari Universitas Sriwijaya (Unsri), Dr Ir Edward Saleh MS saat dihubungi RMOLSumsel.id, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, penyelesaian banjir di Palembang seharusnya tidak dilakukan berdasarkan kejadian atau by accident. Melainkan harus dilakukan secara permanen dan berkelanjutan.
Dia menilai banjir yang kerap terjadi di Kawasan Simpang Polda itu diakibatkan kolam retensi di kawasan tersebut sudah tidak sanggup menampung curah hujan yang tinggi.
Terlebih lagi, kapasitas saluran pembuangan juga terbilang kurang besar dari yang dibutuhkan, ditambah lagi sidementasi atau tumpukan lumpur dan tanah. Belum lagi jaringan pipa dan kabel di dalam saluran hal ini tentunya menghambat aliran air.
"Baiknya Dinas PUPR Palembang ataupun Sumsel harus segera mengevaluasi atau menganalisis dari pangkal terkait penyebab banjir tersebut, mulai dari volume kolam retensi, saluran pembuangan, perawatan, normalisasi, hingga hal-hal lain yang menjadi penyebab turunnya efektivitas kerja dari kolam retensi dan saluran pembuangan," terangnya.
Diperlukan evaluasi dan rancangan ulang, karena dia menilai kondisi saat ini sudah tidak sesuai dengan rancangan sebelumnya ditambah lagi kurangnya pengelolaan yang dilakukan pemerintah.
Dengan evaluasi tersebut maka dapat diketahui apakah rancangan antara curah hujan-kapasitas kolam-kapasitas saluran sudah tidak sesuai, apakah perawatan kolam dan saluran tidak sesuai rencana, apakah anggaran perawatan dan pengelolaan kurang, atau ada hambatan non teknis seperti ada bangunan yang menghambat aliran yang diluar kewenangan kota
Dari hasil evaluasi tersebut, bisa dilakukan tindaklanjut untuk mengatasi hal tersebut. Seperti, frekuensi pembersihan dan penyedotan lumpur di kolam harus ditingkatkan atau antisipasi pra banjir apabila akan ada turun hujan berdasarkan ramalan BMKG. Bahkan jika perlu saluran pembuangan harus diperlebar dan dibuat tertutup agar volume drainase dapat ditingkatkan.
"Kalau mengandalkan pompa portable terus tentu akan memakan biaya dengan penyelesaian yang tidak permanen," pungkasnya.
Di sisi lain, pengamat kebijakan Bagindo Togar juga ikut mengkritisi rencana Pemkot Palembang yang akan menambah pompa portable ini.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Pemkot Palembang belakangan ini tidak pernah secara substansial menyentuh ataupun menjawab permasalahan.
Hal ini dikatakannya justru semakin menampakkan wajah kepemimpinan yang tidak memiliki solusi dalam mengatasi permasalahan perkotaan.
"Kalau ada masalah baru bergerak, bukan pada penanganan sebelum kejadian atau bahasa sederhananya melakukan pencegahan," ujar Bagindo.
Oleh sebab itu, dalam beberapa waktu kedepan dia memprediksi Pemkot Palembang masih belum akan bisa mengatasi permasalahan banjir yang dikeluhkan masyarakat ini.
Terlebih apabila tidak memaksimalkan sumber daya anggaran dan kemampuan pegawai yang memiliki kompetensi, ditengah 'bentrok kepentingan' yang terjadi diantara pejabat itu sendiri.
- Nasdem Sumsel Belum Tetapkan Pengganti Fitrianti Agustinda yang Tersandung Korupsi PMI Palembang
- Alasan Sakit, Fitrianti Agustinda Tak Hadiri Panggilan Penyidik untuk Pemeriksaan Tersangka
- Dinilai Sarat Muatan Politik, Kuasa Hukum Sebut Penetapan Tersangka Korupsi PMI Palembang Terkait Manuver Pasca Pilkada