Pemkab Banyuasin Bakal Gencarkan Gerakan Tanam Sayur di Sekolah

Penjabat Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam. (ist/rmolsumsel.id)
Penjabat Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam. (ist/rmolsumsel.id)

Penjabat Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam, meluncurkan Gerakan Tanam Sayur (Gertas) di SMPN 2 Banyuasin III pada hari Senin (4/3).


"Diharapkan kegiatan ini harus terus digencarkan," kata Penjabat Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam.

Gerakan Tanam Sayur yang telah dimulai oleh SMPN 2 Banyuasin III diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Bumi Sedulang Setudung.

Oleh karena itu, Hani meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin untuk menyosialisasikan kepada Kepala sekolah dan koordinator wilayah untuk gencar melaksanakan kegiatan ini.

"Biar diterapkan di sekolah lainnya," jelasnya.

Jika nantinya pihak sekolah kekurangan bibit seperti cabe, bawang, dan lain-lain, mereka diminta untuk segera berkoordinasi dengan Dinas Pertanian.

"Bisa meminta bibit kepada Dinas Pertanian, tentunya harus berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan terlebih dahulu," tukasnya.

Kegiatan ini sangat positif karena dapat membantu mengendalikan angka inflasi di Kabupaten Banyuasin.

"Bisa mengendalikan inflasi," ungkapnya.

Hasil yang didapatkan sangat menguntungkan bagi masyarakat, jika nantinya sudah ada panen cabe, tomat, dan lainnya.

"Kalau sudah panen tinggal dipetik. Tidak perlu lagi beli ke pasar, dan pasti akan menghemat biaya," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin, Aminuddin, didampingi oleh Kepala SMP Negeri 2 Kecamatan Banyuasin 3, Elisa Estarini, mengatakan bahwa penanaman di lahan kosong seperti di sekolah ini merupakan inisiatif dari Pj Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam.

"Jadi harus gencar melaksanakan gerakan tanam sayur (Gertas)," katanya.

Diharapkan sekolah-sekolah lain dapat melaksanakan kegiatan serupa karena ini merupakan kegiatan yang sangat positif. Hasil dari Gertas ini dijual kepada guru-guru sendiri, dan uangnya digunakan kembali untuk membeli bibit seperti cabe dan lainnya.

"Tentunya guru-guru, terutama ibu-ibu, akan pulang ke rumah untuk memasak," ucapnya.