Pembangunan Fly Over di Kota Prabumulih Telan Anggaran Rp 80 Miliar

Kepala BBPJN Wilayah Sumsel, Kiagus Syaiful Anwar/eko prasetyo
Kepala BBPJN Wilayah Sumsel, Kiagus Syaiful Anwar/eko prasetyo

Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Sumsel bakal memulai pembangunan Fly Over Patih Galung yang berlokasi di Batas Kota Prabumulih-Simpang Belimbing. Proses penandatanganan kontrak pengerjaan sudah dilakukan 24 Mei lalu dan segera masuk dalam pembangunan konstruksi.


Kepala BBPJN Wilayah Sumsel, Kiagus Syaiful Anwar mengatakan pembangunan Flyover Patih Galung merupakan kegiatan pendukung konektivitas nasional untuk meningkatkan kelancaran distribusi barang dan jasa. Sehingga sistem kerja logistik nasional di wilayah Sumsel mengalami peningkatan.

“Selain itu juga, Fly Ober ini bertujuan untuk menambah kapasitas jalan yang dapat mengurangi kemacetan dan waktu tempuh,” kata Syaiful saat dibincangi, Rabu (2/6).

Syaiful menerangkan nilai kontrak proyek tersebut mencapai Rp. 80.696.388.000. Nantinya, Fly Over tersebut memiliki panjang struktur 382,35 meter dengan panjang Oprit dari Arah Prabumulih 77,63 meter dan panjang oprit dari arah Muara Enim sepanjang 74,68 meter.

“Kelancaran logistik ini bakal menekan biaya operasi kendaraan dan mengurangi dampak dari perlintasan tidak sebidang dengan jalur kereta api,” ucapnya.

Syaiful menjelaskan, wilayah kerja BBPJN Sumsel meliputi ruas jalan nasional sepanjang 1.600 Km dan jembatan sebanyak 481 buah. Pelaksanaan kegiatan di tahun ini didanai oleh APBN dengan Pagu DIPA sebesar Rp.1,59 Triliun. Dan total paket kontraktual Tahun Anggaran 2021 di lingkungan BBPJN Sumatera Selatan berjumlah 64 paket.

“Kita juga memiliki program Proyek KPBU Preservasi Jalintim Sumsel yang telah Financial Close pada 22 Februari lalu di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Skema ini membuat proses perbaikan dan perawatan jalan bisa lebih cepat dilakukan,” tuturnya.

Saat ini, pihak ketiga atau kontraktor tengah dalam tahap mobilisasi alat dan tenaga kerja. Sehingga dalam waktu dekat, pengerjaan fisik proyek tersebut dapat segera dimulai. Menurutnya, diawal konstruksi, pihaknya belum akan melakukan pengalihan arus kendaraan.

“Karena pelaksanaan fisik ada 2 tahun anggaran yakni 2021 dan 2022, dan berdasarkan metode pelaksanaan yang dibahas dengan penyedia jasa dan dokumen andalalin pada saat konstruksi. Sepertinya belum dibutuhkan jalan pengalihan (detour) di awal-awal konstruksi,” terangnya.

Namun begitu, jikapun dibutuhkan pengalihan arus, pihaknya telah menyediakan jalur alternatif yakni Jalan Lingkar Kota Prabumulih. “Untuk lalu lintas pada saat ini kita lakukan manajemen lalu lintas di lokasi Fly Over. Tapi kita evaluasi tiap waktu dengan stakeholder terkait. Apabila terjadi kemacetan dan mengganggu lalu lintas di lokasi pekerjaan maka arus lalu lintas dialihkan ke Jalan Lingkar,” pungkasnya.