Pasien Rehabilitasi Narkoba Tewas Tenggelam di Kolam Pesantren Ar Rahman

Korban saat dibawa ke RS Bhayangkara Palembang/ist
Korban saat dibawa ke RS Bhayangkara Palembang/ist

Seorang pria berinisial DD (35) warga Desa Waintuba, Kecamatan Gunung Labuhan, Kabupaten Way Kanan, Lampung ditemukan tewas tenggelam di Kolam Pondok Pesantren (Ponpes) Ar Rahman, Minggu (8/12) pagi.


Dia merupakan pasien rehabilitasi dugaan ketergantungan narkoba Ponpes Ar Rahman yang beralamat di Jalan Tegal Binangun, RT 35, Kelurahan Plaju Darat, Kecamatan Plaju, Palembang.

Berdasarkan keterangan dari saksi mata Habibi (38), korban terakhir kali terlihat di depan kamar rehab miliknya, Sabtu (7/12) sekitar pukul 21.00 WIB. Lalu, selepas penghuni rehab lainnya istirahat korban sudah tidak terlihat lagi.

Pihak Ponpes Ar Rahman, sempat melakukan pencarian terhadap DD hingga Minggu (8/12) sekitar pukul 01.00 dini hari. Akan tetapi, dikarenakan korban belum juga ditemukan, pencarian dilanjutkan keesokan harinya.

Barulah, Minggu (8/12) sekitar pukul 10.00 WIB, saksi Wili yang menemukan pertama kali melihat korban DD sudah tergeletak tak bernyawa tertelungkup mengapung di depan kamar rehab yang dihuninya di Ponpes Ar Rahman.

Melihat ada penemuan itu, Wili langsung menghubungi pengurus Ponpes Ar Rahman. Selanjutnya menghubungi apara kepolisian Polsek Plaju dan Satreskrim Polrestabes Palembang. Jasad DD pun dibawa ke RS Bhayangkara Palembang untuk dilakukan visum luar.

Sementara, Kasat Reskrim Polrestabes Palembang AKBP Yunar Hotma Parulian Sirait melalui Kanit Inafis iptu Agus wijaya, setelah mendapatkan laporan piket SPKT, Polsek setempat dan Inafis langsung mendatangi TKP. "TKP sudah kita datangi,  korban juga sudah kita evakuasi ke RS Bhayangkara Palembang, " katanya. 

Dari keterangan pihak pesantren, pasien (korban-red), masuk hari Jumat tanggal 6 November 2023. Hasil diagnosa saat pasien /korban masuk rehabilitasi narkoba mengalami ketergantungan obat psikiater. "Ketergantungan narkoba  dan gangguan jiwa. Tidak ditemukan tanda tanda kekerasan/penganiayaan," katanya seperti keterangan pihak pesantren.