Butuh Tiga Bulan Bagi Pencandu Narkoba untuk Rehabiitasi di RS Ernaldi Bahar

RS Ernaldi Bahar. (Alwi Alim/rmolsumsel.id)
RS Ernaldi Bahar. (Alwi Alim/rmolsumsel.id)

Rumah Sakit Ernaldi Bahar (RS Erba) Palembang saat ini masih terus melayani pasien Napza, yang kecanduan narkoba, psikotropika, dan penyalahgunaan zat adiktif.


“Sabu menjadi zat yang paling banyak digunakan para resident (sebutan pasien rehab) yang menjalani rehabilitasi di ruang Camar ini,” ungkap Kepala Ruang Rehab Narkoba RS Erba, Kurnia Aini dibincangi, Rabu (23/6). 

Kurnia mengatakan, rata-rata pasien adalah usia produktif mulai dari 16 tahun sampai dengan 30 tahun lebih. Mereka datang dari beragam latar belakang. “Selain pelajar, diantaranya ada yang berprofesi sebagai sopir, karyawan swasta, hingga pegawai honorer,” sebut dia. 

Menurutnya, profesi manapun bisa saja terlibat dengan penyalahgunaan narkoba, tidak terkecuali oknum polisi ataupun karyawan rumah sakit. Ia cukup menyayangkan, adanya tenaga kesehatan sebuah rumah sakit di Sumsel yang seharusnya bisa menjadi contoh untuk masyarakat.

Kurnia menambahkan, belum lama ini Direktorat Narkoba Polda Sumsel sudah meninjau lokasi rehabilitasi Napza RS Erba. Pihak Polda berkeinginan untuk bekerja sama dengan pihaknya terkait rehab oknum anggota yang murni pemakai. “Saya katakan saat itu, mereka yang pemakai tentu tidak terlambat untuk berubah, bisa direhab. Beda dengan pengedar yang terjerat hukum,” terangnya.

Adapun kapasitas rehabilitasi di RS Erba sebanyak 28 tempat tidur. Saat ini pasien yang dibina sebanyak 6 orang dan setiap hari juga ada kunjungan pasien rawat jalan.

“Mereka bisa direhab dalam tiga bulan di sini. Mereka yang pengguna itu ada hak untuk direhabilitasi. Tujuannya agar ada perubahan perilaku dari pemakai jadi tidak lagi memakai, atau dari penyalahguna menjadi lebih paham kalau narkoba tidak bisa digunakan sembarangan,” jelasnya.

“Itu sebabnya, tugas kami di sini lebih berat karena juga harus mengubah moral mereka lebih baik hanya dalam tiga bulan,”tambah Kurnia.

Untuk mendukung perubahan pasien, banyak kegiatan yang dilakukan, diantaranya aktivitas shalat berjamaah, belajar bersama, seminar profesional.