Dampak virus corona juga menghantam binis usaha ternak. Penurunan permintaan ayam selama pembatasan sosial, telah menghantam nasib ribuan peternak.
- Ada 50.769 Piutang Negara Macet per 11 November 2021, Jumlahnya Rp76,89 Triliun
- Dusun Kawista Miliki Daya Saing Sebagai Kampung Proklim Mandiri
- Dukung Wirausaha Pemula, Pemkab OKU Timur Bantu Pelatihan dan Mesin Produksi
Baca Juga
Hal itu terjadi khususnya terjadi pada peternak ayam berskala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Para pelaku usaha ternak ayam broiler di Kabupaten Pangandaran akhirnya mengorbankan menjual ayam mereka lebih cepat satu bulan dari semestinya. Mereka menjual ayam broiler Rp 10.000,-. bahkan ada yang jauh lebih murah hingga Rp 6000,- per kilogram.
Koordinator Kelompok Peternak Ayam Pejantan Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran, Yusep Rahmanudin, mengatakan di tengah pandemi Covid-19 para peternak mengalami kesulitan mendapatkan pakan ternak.
"Perusahaan tidak bisa mengirim pakan karena dari pabriknya tidak ada," ungkapnya.
Kelompok peternak ayam ini sudah berkordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Koperasi UMKM Kabupaten Pangandaran terkait tidak adanya pakan. Mereka pun berencana akan mengeluahkan hal ini kepada Bupati.
Penjualan ayam sendiri mengalami penurunan di tengah wabah ini. Selain banyaknya restoran yang tutup, juga pelaku UMKM kuliner yang menggunakan bahan dasar ayam juga banyak yang tidak berproduksi lagi selama wabah virus orona menyerang.
Kebutuhan pasar yang berkurang membuat peternak ayam broiler di Pangandaran memilih menjual cepat daripada menanggung kerugian besar. Praktek jual cepat ayam broiler oleh peternak ke konsumen tersebut berdampak pula pada harga dipasaran.
“Peternak tidak mau rugi memberi pakan harian ke ayam selama masih ada di kandang, lebih baik dijual cepat saja dan menghindari kematian,” katanya.
- Pengguna Aktif BTN Mobile Melonjak 58 Persen
- Begini Capaian Kinerja PT SBS Setelah Delapan Tahun Berdiri
- Polemik Bakso Sony dan Pemkot Bandar Lampung : KPK Diminta Turun Tangan