Lima organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), menolak kehadiran Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China di wilayahnya. Khususnya di PT Semen Baturaja, PLTU, dan Tambang Batubara.
- Hotspot di Sumsel Tembus 492 Titik, Paling Banyak Muncul di OKI
- Hanyut di Sungai Ogan, Basarnas Terjunkan 7 Personel Cari Selamat Riadi
- Harapkan Sinergi Fatayat NU dan Pemprov Sumsel
Baca Juga
"Kami para ulama yang tergabung dalam Ormas Islam di OKU meliputi GNPF Ulama, PA 212, FUI, Bang Japar dan Mujahidah menolak keras kehadiran TKA asal China di Bumi Sebimbing Sekundang ini," kata Ketua GNPF OKU Alikhan Ibrahim, Jumat (3/7/2020).
Dia menegaskan, pihaknya juga menolak dan menentang kebangkitan kembali PKI di Indonesia termasuk kehadiran tenaga kerja asing dari negeri China yang berada di wilayah OKU.
"Seperti yang ada di Perusahaan Tambang Batubara, PLTU, PT Semen Baturaja dan sebagainya," katanya.
Menurut dia, para TKA asal China tersebut berpaham komunisme dan disinyalir sebagai anggota Tentara Merah atau Tentara Pembebasan Rakyat China untuk menjajah Indonesia.
Sementara itu, menurut Komandan Ormas Bang Japar OKU, Rahmatullah menambahkan bahwa bangsa Indonesia harus belajar dari pengalaman negeri Tibet yang berhasil diinvasi dan dikuasai RRC di tahun 50-an.[ida]
"Pada waktu itu para pekerja asal China yang mengerjakan proyek infrastruktur utama di Tibet merupakan Tentara Merah yang menyamar guna menyerang negeri tersebut dari dalam," ungkapnya.
Oleh sebab itu, kata dia, para ulama menolak kehadiran TKA asal China di Kabupaten OKU karena dinilai lebih banyak mendatangkan permasalahan dari pada manfaat.
Dia menegaskan, jika TKA asal China dibiarkan berdatangan ke OKU seperti yang terjadi dalam pengerjaan proyek Pabrik Dua PT Semen Baturaja tahun lalu, maka persoalan baru yang akan banyak bermunculan.
"Otomatis gesekan dengan pekerja lokal akan terjadi seperti yang terjadi di Sulawesi. Lagi pula masih banyak tenaga kerja kita yang membutuhkan pekerjaan apalagi di tengah krisis total ekonomi akibat musibah wabah COVID-19 seperti sekarang ini," ujarnya.[ida]
- RSUD HM Rabain Muara Enim Targetkan jadi RS Rujukan Penyakit Kanker
- Pemkab Siapkan Sanksi Bagi Pengusaha Hiburan Malam dan Panti Pijat yang Tetap Buka
- Hasil Studi Status Gizi Indonesia, Stunting di Lubuklinggau Alami Penurunan