Kuasa hukum korban bimbingan spesial dosen FE Unsri Reza Ghasarma, Sri Lestari Kadariah mengaku tak tega saat mendengarkan cerita orangtua korban yang melaporkan aksi mesum Reza. Beberapa kali dia mengaku melihat para orangtua ini menangis, melihat chat mesum yang dikirimkan Reza.
- Iseng Kirim Chat Mesum ke Mahasiswi, Kasus Bimbingan Spesial Reza Dilimpahkan Ke Jaksa
- Usai Diperiksa Sebagai Saksi, Istri Reza Ghasarma Bungkam
- Usai Diperiksa Sebagai Saksi Kasus Bimbingan Spesial, Dekan FE Pilih Bungkam
Baca Juga
“Secara psikis, tidak hanya korban tetapi orangtua dan keluarga mereka turut merasakan apa yang dialami korban. Coba bayangkan kita sebagai orangtua, punya anak yang diperlakukan demikian, tanpa bisa berbuat apa-apa,” kata Sri saat memberikan keterangan kepada Kantor Berita RMOLSumsel, Jumat (10/12) malam.
Untuk itulah, pihaknya juga meminta kerjasama semua pihak agar bisa mengembalikan kepercayaan diri korban sekaligus mendorong kasus ini segera selesai. Sri beruntung, saat ini juga telah muncul task force bentukan IKA FE Unsri yang salah satunya bertugas melakukan trauma healing terhadap korban.
Soal akademi, Sri berharap tidak ada hambatan lagi bagi korban untuk menyelesaikan pendidikannya. Tidak ada lagi ancaman, maupun intimidasi, agar korban bisa pulih dan membaur di tengah masyarakat seperti sedia kala.
“Informasi yang kami terima Reza ini sudah dinonaktifkan, mereka (korban) yang bimbingan dialihkan ke dosen lain. Kami bersyukur Unsri segera merespon dan memastikan (pendidikan) korban berjalan seperti (mahasiswa) yang lain,” ungkapnya.
Akibat trauma yang dirasakan oleh korban dan orangtuanya inilah, Sri mengatakan jika pihaknya tidak peduli dengan apa yang dikatakan Reza bersama kuasa hukumnya dalam konferensi pers lalu. Dimana Reza akan menggugat balik orang yang telah membuat karirnya hancur dan mempolitisir kasus ini.
Justru menurut Sri, Reza dan keluarganya seharusnya berpikir tentang masa depan korban atas perbuatan yang telah dilakukannya.
“Kita punya rekaman berupa suara adik sepupu Reza yang meminta pacar korban menjembatani mediasi sebelum kasus ini ramai. Artinya, apa yang dilakukan Reza itu benar adanya. Dan rekaman itu telah kita jadikan pula sebagai barang bukti. Kita tidak peduli pihak mereka akan gugat balik atau seperti apa, sebab yang terpenting saat ini kita mendampingi dan berupaya mengobati trauma korban,” jelasnya.

Seorang Mahasiswi Aktif Siap Jadi Saksi Baru Memberatkan Reza
Kendati demikian, penetapan Reza Ghasarma sebagai tersangka dalam kasus bimbingan spesial oleh Polda Sumsel disambut baik oleh tim kuasa hukum dan para korban. Penahanan Reza akan dilakukan selama 20 hari kedepan agar polisi dapat menyelami kasus ini.
“Tadi pas tahu bahwa sudah resmi ditahan, saya coba berkontak dengan beberapa korban dan mereka merasa sedikit lega. Setidaknya, merasa terobati perasaan tertekan selama ini,” ungkap Sri. Oleh sebab itu, pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga ke vonis pengadilan dan mendapatkan sanksi maskimal dari Pasal 9 UU No.44 tahun 2008 tentang Pornografi, yakni 12 tahun penjara.
“Dengan barang bukti yang ada, kami harap pelaku diberikan hukuman maksimal. Kalau dia (Reza) tidak mau mengaku maka akan semakin memberatkannya dengan bukti dan saksi yang semakin banyak,” ujarnya.
Salah satu yang tengah disiapkan oleh kuasa hukum korban untuk mengawal kasus bimbingan spesial ini, adalah dengan hadirnya seorang saksi korban baru yang berstatus mahasiswi. Sri menyebut saksi itu, akan memberikan keterangan tambahan, memberatkan Reza agar mau mengakui perbuatannya.
“Saksi korban baru ini juga geram dengan bantahan tersangka Reza, yang tetap tidak mau mengaku,” lanjut Sri. Apalagi terkait nomor handphone, dimana Reza menyebut tidak tahu nomor yang digunakan. Padahal, kata Sri, sudah sejak awal pemeriksaan pihaknya menyerahkan barang bukti berupa print out chat antara Reza dan korban termasuk nomor handphone yang diduga kuat digunakan oleh Reza.
“Ada tiga nomor hanphone yang jadi bukti, kalau dia mengelak juga gimana, itu juga sudah dipastikan oleh provider Telkomsel. Kalau dari korban, nomor handphone yang dihubungi oleh Reza masih digunakan untuk keperluan sehari-hari, tapi datanya sudah diberikan semua,” jelas Sri.
Kalaupun belum cukup, Sri mengaku sudah banyak pula saksi yang siap berbicara, diantaranya teman-teman korban yang melihat chat mesum itu saat korban dihubungi oleh Reza. “Kita akan datangkan juga teman-teman korban yang mengetahui saat Reza menghubungi korban,” tegasnya.

Aksi Mesum Reza Sudah Jadi Rahasia Umum di FE Unsri
Dalam keterangan pers yang disampaikannya itu, kuasa hukum korban, Sri Lestari Kadariah juga mengungkapkan bahwa aksi mesum Reza sebetulnya sudah diketahui oleh banyak mahasiswi di FE Unsri. Hanya saja, mereka tidak berani melaporkan karena merasa tertekan dan terintimidasi.
Beberapa yang berhasil dirangkum Sri, diantaranya adalah upaya Reza mengajak mesum di tengah pembelajaran daring, lewat aplikasi zoom meeting.
“Menurut pengakuan korban, kalau ditempat umum dia (Reza) ini biasa-biasa saja. Tapi ada juga, saat mengajar sambil chating minta foto sex dan juga mengirim suara yang mengarah ke pornografi,” kata Sri.
Apabila tidak diberikan oleh mahasiswi tersebut, lanjut dia, Reza kerap melontarkan ancaman dengan bahasa halus atau secara tidak langsung. “Contohnya, kok kamu kayak gitu sih, kok kamu hapus, kok kamu gak bales chat saya. Dan ketika chat tidak dibalas dia akan telpon berkali-kali,” terang Sri.
Hal ini cukup membuat resah mahasiswi karena merasa terganggu dengan ulah Reza itu. Tak ayal, apa yang dilakukan Reza ini bisa disebut viral dan menjadi guyonan di kalangan mahasiswi FE Unsri sebelum akhirnya dilaporkan. Bahkan Sri yakin ulah mesuk Reza ini telah berlangsung sejak lama.
Namun demikian, Reza yang kini ditahan oleh polisi masih juga belum mengakui perbuatannya. Kenyataan ini menurut Sri, membaut para korban semakin geram.
“Terakhir Reza ini diketahui menghubungi korban pada September lalu dengan chat serupa. Korban ini terus dichat dari awal bimbingan sampai yudisium atau diperkirakan selama satu semester. Tapi anehnya, dalam konferensi pers, dia (Reza) mengaku lupa kalau mengenal korban,” terangnya.
- Darmawan Junaidi, Alumni Unsri Kembali Pimpin Bank Mandiri
- Kereta Kertalaya Segera Beroperasi Lagi, Pemprov Bakal Perpanjang Rel Hingga Kampus Unsri
- Indonesia Diakui Sebagai Pemilik Cadangan Mineral Terbesar, Nikel Nomor 1 di Dunia