Oknum ASN dan sekuriti Rumah Sakit Jiwa di Medan Tantang Jurnalis Berkelahi

Suasana tegang antara oknum ASN RSJ di Medan yang mencoba merampas kamera awak media. (rmolsumut.id)
Suasana tegang antara oknum ASN RSJ di Medan yang mencoba merampas kamera awak media. (rmolsumut.id)

Kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi. Kali ini di Medan, saat sejumlah jurnalis melakukan peliputan proses vaksinasi COVID-19 untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Muhammad Ildrem, Selasa (29/6).


Informasi yang dihimpun, saat selesai melakukan peliputan, para jurnalis didatangi oleh ASN bernama Wahyu A Kaban dan seorang sekuriti bernama Rahmat. Wahyu mempertanyakan soal izin peliputan di lokasi. 

Awak media yang mendapatkan pertanyaan tersebut tegas mengatakan jika izin telah diperoleh dari Direktur RSJ, Ria Novida Telaumbanua. "Sudah kami jelaskan, tapi ASN itu malah bertindak arogan,” ujar Kiki, jurnalis Tribun Medan menjadi salah satu korban intimidasi dan upaya perampasan kamera.

“Kamera saya beberapa kali berupaya untuk dirampas. Saya terus mempertahankannya. File gambar saya liputan juga diminta untuk dihapus. Yah karena  kami sudah dapat izin,” ungkapnya seperti dilansir dari Kantor Berita RMOLSumut.id.

Tidak sampai disitu, aksi arogansi oknum bernama Wahyu itu berlanjut dengan tidak hanya berupaya merampas kamera Kiki, tetapi juga menantangnya berkelahi. Aksi ini direkam oleh rekan jurnalis lain dan viral di media sosial. Sampai akhirnya seorang pegawai RSJ mendatangi keributan dan menarik Wahyu.

Setelah Wahyu masuk, giliran seorang oknum sekuriti bernama Rahmat yang gantian menantang jurnalis untuk berduel. “Ayok lepas baju dinas kita yok,” ujar sekuriti tersebut.

Ketua PFI Medan Rahmad Suryadi menuntut agar manajemen RSJ memberikan sikap tegas kepada para oknum tersebut. Sehingga kejadian itu tidak terulang lagi kepada para jurnalis yang tengah melakukan tugasnya.

“Sungguh ini perbuatan yang memalukan. ASN tersebut telah mencoreng citra dari RSJ. Peristiwa ini harus disikapi dengan bijak oleh manajemen. Harus ada tindakan tegas supaya ada efek jera terhadap oknum tersebut,”ujar Rahmad.