Musim Hujan, Warga Lubuklinggau Diteror Kemunculan Ular

Petugas Damkar Lubuklinggau saat melakukan evakuasi ular yang masuk rumah warga.(Dokumentasi Damkar Lubuklinggau)
Petugas Damkar Lubuklinggau saat melakukan evakuasi ular yang masuk rumah warga.(Dokumentasi Damkar Lubuklinggau)

Memasuki musim hujan, laporan ular masuk ke pemukiman warga di Lubuklinggau meningkat signifikan. Dalam sehari, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penanggulangan Bencana Lubuklinggau menerima tiga laporan sekaligus dari wilayah Batu Urip, Cereme Taba, dan Taba Koji.


 Adri Mardiansyah, staf Damkar Lubuklinggau, mengungkapkan bahwa jenis ular yang dilaporkan termasuk kobra, sanca, dan ular berbisa yang dikenal warga sebagai ular piting. Salah satu kasus berhasil ditangani adalah kemunculan ular piting sepanjang 1 meter di rumah warga di Batu Urip.  

"Ular itu ditemukan di bawah tempat tidur di kamar yang saat itu ada bayi. Pemilik rumah panik dan langsung menghubungi kami," ujar Adri, Senin (9/12).

Sementara itu, dua laporan lainnya, yakni kemunculan ular kobra di Cereme Taba dan ular sanca di Taba Koji, belum dapat ditindaklanjuti karena keberadaan ular sulit ditemukan. Di Taba Koji, ular dilaporkan masuk ke paralon, menyulitkan proses evakuasi.  

Adri mengimbau warga untuk lebih waspada terhadap potensi kemunculan ular, terutama di musim hujan. Ia menjelaskan bahwa banyak ular masuk melalui saluran air atau siring yang terbuka, serta lokasi di rumah yang kotor dan jarang dibersihkan, seperti di bawah lemari atau gudang kosong.  

"Kami sarankan masyarakat menutup saluran air yang terbuka dan rutin membersihkan rumah agar tidak menjadi tempat yang menarik bagi ular," pungkasnya.  

Kemunculan ular di musim hujan ini menjadi perhatian warga Lubuklinggau, yang diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebersihan lingkungan.