Modus Dijamin Masuk TNI, Oknum Guru Di Muara Enim Sodomi 10 Pelajar

MHS (37) oknum guru yang melakukan sodomi terhadap 10 orang pelajar. (Noviansyah/RmolSumsel.id)
MHS (37) oknum guru yang melakukan sodomi terhadap 10 orang pelajar. (Noviansyah/RmolSumsel.id)

Oknum tenaga pendidik (guru) di Muara Enim melakukan tindakan cabul dengan siswanya lantaran hawa nafsu karena kerap bersama murid-muridnya.


Tersangka berinisial MHS (37) ini dilaporkan korban pada 15 Juni 2023 lalu, oknum guru ini melakukan hubungan terlarang sejenis yang mana dirinya berlaku sebagai perempuan.

Setidaknya ada 10 orang yang menjadi korban kecabulan oknum guru yang kembali mencoreng nama baik dunia pendidikan di Kabupaten Muara Enim, saat ia menjadi salah satu pelatih Paskibraka di Kecamatan Gelumbang

Kapolres Muara Enim, AKBP Andi Supriadi melalui Kasatreskrim Polres Muara Enim, AKP Tony Saputra mengatakan terduga pelaku sudah diamankan pada 20 Juni 2023 lalu, diman yang bersangkutan sedang menjabat sebagai kepala sekolah di salah satu sekolah dasar di Banyuasin.

"Pada awalnya ini berdasarkan laporan dari keluarga korban, pelaporannya tanggal 15 Juni, setelah itu Polres Muara Enim menindak lanjuti itu, pada 20 Juni tersangka berhasil kami amankan," katanya.

Tersangka dijerat Pasal 82 ayat 1 dan 2 Undang-undang nomor 17 tahun 2016 perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, ancaman hukuman paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun penjara.

"Berdasarkan pengakuan tersangka lebih dari 10 korban, namun yang melaporkan dan berlaku sebagai saksi korban ada 7 orang," ungkap Tony

Mayoritas mereka adalah pelajar, pada saat tersangka dinas di Muara Enim tersangka merupakan pengajar atau pendidik, "Dikarenakan ini pengajar atau pendidik maka ditambah sepertiga masa hukuman atau vonis," jelasnya.

Tersangka MHS (37) mengaku, bahwa perbuatannya ini karena di masa ia kecil, dirinya pernah menjadi korban tindakan cabul.

Martin mengatakan bahwa dirinya merupakan pengajar di salah satu SMK di Gelumbang dimana dirinya kerap tinggal di asrama guru yang lokasinya juga tidak berjauhan dengan tempat kontrakan para siswanya. 

"Awalnya sering bertemu karena merupakan pelatih paskibra, awal 2019 sering menginap dan disana ada rasa-rasa, jadi sering pegang paha, dan badan," ujarnya ruang penyidik.

Kemudian, dirinya mengajak berhubungan badan dan secara naluriah katanya, memang mau dimana dirinya memposisikan sebagai perempuannya. "Kalau kejadiannya antara 2020-2022, mereka mau karena saya sering traktir makan," bebernya. 

Aksi tersebut, lanjutnya tak hanya dilakukan terhadap dua siswanya, melainkan juga ada siswa lain namun tidak sampai berhubungan badan. "Ada yang di oral satu orang dan di urut kemaluan dua orang," terangnya. 

Modusnya adalah membantu untuk bisa diterima sebagai anggota TNI sehingga korban yang merupakan siswanya diminta mengirim foto telanjang, dimana setelah dikirim dikatakan kemaluannya terlalu kecil dan harus diurut. "Itu cuma sebatas urut saja," tuturnya. 

Menurutnya korbannya ada lima orang, dan itu dilakukan selama periode 2020-2022 sebelum dirinya menjadi PNS di Banyuasin dan menjadi Plt Kepala sekolah di salah satu SD di Banyuasin. "Lulus PNS 2019 lalu pak di Banyuasin," bebernya. 

Dirinya mengaku melakukan hal tersebut karena ketika SD hingga SMP pernah disodomi tetangganya bahkan hingga dua orang dalam periode tersebut. "Jadinya seperti membekas, tapi melakukan itu baru di 2020-2022 ketika sejal 2019 sering tidur bersama jadi ada rasa rasa," tuturnya. 

Dirinya mengaku menyesal dan keluarga juga sudah tahu bahkan rencananya menikah di tahun ini juga kemungkinan besar gagal. "Rencana desember tahun ini menikah, kemungkinan gagal," terangnya. 

Dirinya sendiri mengaku tidak menyangka akan ditangkap karena hubungan dengan korban yang merupakan siswanya dinilai baik. "Sebelumnya pernah bertemu ya sempat ngobrol saya sampaikan bahwa saya sudah tobat dan akan menikah, jadi ya tidak menyangka," ungkapnya.